Tripoli (ANTARA News) - Ketua parlemen Libya, Abul Qasim al-Zuai, mengutuk serangan udara Barat terhadao negaranya sebagai aksi "agresi biadab" setelah Tripoli mengumumkan gencatan senjata dalam perangnya terhadap oposisi bersenjata di bagian timur negara itu.
"Negara-negara Barat telah melakukan serangan udara di beberapa tempat di Tripoli dan Misrata, yang menimbulkan kerusakan sangat besar pada infrastruktur sipil dan lainnya," katanya pada konferensi pers di Tripoli, seperti dilaporkan AFP.
"Serangan biadab terhadap rakyat Libya itu terjadi setelah kami mengumumkan gencatan senjata," kata Zuai.
"Dalih bahwa serangan itu dirancang untuk melindungi warga sipil, berlawanan dengan apa yang terjadi di wilayah ini malam ini," katanya.
"Sejumlah besar warga sipil terluka akibat serangan itu yang telah memenuhi rumah sakit, dan mobil-mobil ambulans masih berusaha untuk mencapai mereka," kata pejabat Libya itu, tanpa memberikan jumlahnya.
"Ketimbang mengirim misi pemantau dan pencari fakta, agresi ini telah dimulai," kata Zuai. "Agresi ini tidak akan meyakinkan rakyat Libya untuk menyerah pada kelompok-kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Al Qaida" di Afrika Utara itu. (S008/AK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Hal ini terjadi karena adanya ke salah pahaman dalam menginformasikan tentang verifikasi ijazah oleh Pusdiknakes melalui Deplu yang di minta oleh Kementrian Higher education oleh pemerintah kuwait. sehingga menimpa 3 saudara kita yang sedang bekerja di kuwait. dengan danya ,asalah ini ketiganya di nonaktifkan selama 3 bulan tanpa gaji serta belum jelas nasibnya, mereka juga tidak di perbolehkan untuk pulang ke indonesia karena masalahnya belum selesai.
Ketiga saudara kita tersebut adalah :
1. Sdr. Erfan Nurjamal dari Akper Bhakti Tunas Husada, Tasik Malaya, sekarang STIKES Bhakti Tunas Husada
2. Sdri.Sriani dari Akper St. Carolus Jakarta Sekarang STIK St. Carolus
3. Sdri. Titi Winarni dari Akper Depkes Dr.Otten Bandung, Sekarang Poltakes Dr Otten
Hal ini sebenarnya telah di tangani oleh INNA-K ( PPNI cab. Kuwait ) dan di laporkan ke PPNI Pusat, serta di bantu oleh pihak KBRI.
Permasalahan ini di prediksikan akan menimpa ratusan perawat indonesia yang berada di kuwait yang mana mereka belum selesai masalah verifikasi Ijazah.
Dampak dari kasus ketiga saudara kita di atas tidak hanya menimpa mereka, tapi juga berdampak luas terhadap nama baik perawat indonesia. Hal ini juga kami hawatirkan akan berkurangnya minat pihak luar negeri untuk mengambil perawat dari indonesia, terutama negara Kuwait.
Akhir - akhir ini di informasikan dari pihak KBRI, Bidang kemnlu, bahwa di Kuwait sedang membutuhkan perawat sedikitnya 700 orang. dan mereka telah meng instruksikan agar mangambil dari negara India dan Philippina. Indonesia tidak di ikut sertakan, hal ini kemungkinan karena kasus - kasus yang menimpa Perawat Indonesia di Kuwait yang berhubungan verifikasi ijazah.
untuk lebih jelasnya sahabat wartawan bisa menanyakan masalah ini dengan INNA-K Email: innakuwait@Gmail.com. atau Blog INNAK ,
Dan mohon bantuan para Sahabat wartawan untuk memberitakan masalah ini agar menjadi perhatian dari pihak PUSDIKNAKES agar mereka berhati- hati dalam menjawab nota - nota diplomatiknya.
terimakasih.
Dalam Hal ini kami lampirkan dokumen2 yang menimpa saudara Erfan Nurjamal. yang bisa di pakai sebagai bukti terjadinya kasus ini. serta surat perintah nonaktif atau pemberhentian dalam bahasa arab.