Medan (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diminta lebih memprioritaskan pembenahan dan perbaikan jalan-jalan menuju objek wisata di daerah itu.

"Pemerintah Provinsi Sumut seharusnya lebih peduli dan memprioritaskan pembenahan jalan-jalan menuju objek-objek wisata," ujar anggota DPRD Sumut Brilian Moktar di Medan, Minggu.

Ia menunjuk jalan menuju objek wisata Berastagi dan juga ke kawasan Danau Toba di Parapat yang dinilainya sangat jauh dari memadai dan cenderung kurang mendapat perhatian.

"Jalan dan jembatan menuju objek wisata Berastagi dan Danau Toba dibiarkan tidak terawat. Kalau pun dilakukan perbaikan, hanya dalam waktu beberapa bulan sudah rusak lagi," ujarnya.

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dapat dilihat di jalan lintas antarkabupaten di Tanah Karo menuju perbatasan Provinsi Aceh. Jalannya juga rusak parah dan belum disentuh perbaikan.

"Bahkan di Tiga Panah, warganya sampai menanam pohon di tengah jalan yang rusak sebagai bentuk protes, karena jalan berdebu pada musim kemarau dan becek pada musim hujan. Pemerintah setempat jangan tutup mata, bila perlu buat surat ke DPRD dan ke Pemprov Sumut," katanya.

Menurut Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut itu, anggaran untuk perbaikan jalan dan jembatan di daerah itu setiap tahun cukup besar dan bahkan hampir mencapai Rp1 triliun, belum termasuk dari APBN.

"Kita sangat kecewa melihat kondisi jalan ke Berastagi dan juga ke Danau Toba. Mulai dari Tuntungan (Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, red) sampai ke Tongging di Kabupaten Karo, jalannya jauh dari bagus. Belum lagi akhir-akhir ini kita lihat juga banyak jalan yang longsor," katanya.

Menurut dia, jika pemerintah daerah benar-benar peduli dengan pengembangan pariwisata, seharusnya kondisi jalan akses menuju objek wisata mendapat perhatian yang lebih serius.

"Kalau akses jalannya bagus, tentu akan banyak orang yang datang ke objek wisata itu, dan efeknya tentu terhadap pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.

Apalagi, kata anggota Komisi B DPRD Sumut itu, pelaku usaha pariwisata serta para investor telah mengeluarkan modal yang tidak sedikit seperti untuk membangun hotel dan kawasan wisata lainnya, baik di Barastagi maupun di Parapat. Tapi infrastruktur menuju kedua objek wisata itu sangat tidak mendukung.

"Menteri Pariwisata Malaysia (Menteri Pelancongan Malaysia Dato` Sri Dr Ng Yen Yen, red) ketika berkunjung ke Berastagi tahun lalu bahkan pernah menyayangkan kondisi jalan yang tidak bagus itu. Dia bahkan sempat bilang, jika Berastagi ada di Malaysia, dia pasti akan membuatnya dikenal di seluruh dunia," katanya.

Terkait kondisi jalan di Sumut yang cenderung selalu jauh dari layak itu, Brilian Moktar menduga ada yang salah dalam hal itu.

"Kalau dulu jalan kita bisa tahan 2-3 tahun setelah dibangun, kini enam bulan saja sudah rusak lagi. Tentu ada penyebabnya, mungkin karena jalan yang dibangun tidak sesuai spesifikasi akibat anggarannya banyak yang `disunat`," katanya.

Menurut dia, jika jalan banyak dilalui kendaraan berbobot 40 ton atau lebih, seharusnya jalan yang dibangun sesuai dengan spesifikasi itu.

"Selama ini angkutan barang selalu dijadikan kambing hitam, padahal belum tentu itu masalahnya. Bisa saja pembangunan jalan kita memang tidak sesuai spesifikasi atau tidak sesuai kebutuhan," katanya.

Sehubungan dengan itu, ia meminta Pemprov Sumut melalui Dinas Bina Marga memberi perhatian lebih. Jalan-jalan yang rusak ringan agar segera diperbaiki agar tidak semakin rusak. Selain itu juga perlu dibangun pos-pos untuk mengawasi kawasan rawan longsor.

"Dinas terkait secara bersama-sama juga harus terus mengawasi dan menindak tegas angkutan barang yang melebihi ketentuan tonase," ujar Brilian Moktar. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011