London (ANTARA News) - Pemimpin Libya, Muamar Gaddafi telah mengingkari gencatan senjata dan tindakan darurat akan dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban di kalangan masyarakat sipil walau peperangan akan memberikan resiko, kata Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada Sabtu.

"Kolonel Gaddafi telah menyebabkan hal itu terjadi. Dia telah berbohong kepada masyarakat internasional. Gaddafi berjanji melakukan gencatan senjata namun dia telah merusak gencatan senjata itu," kata Cameron kepada pewarta televisi Inggris setelah pertemuan para pemimpin internasional di Paris, seperti dilaporkan Reuters.

"Gaddafi melanjutkan pembantaian warganya sendiri dan saatnya beraksi telah tiba. Hal itu menjadi darurat, kami harus melakukan keinginan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kami tidak mengizinkan pembantaian terhadap warga sipil berlanjut," kata Cameron.

"Pada saat ini secara jelas pandangan kami haruslah bersama mereka yang ingin mempertaruhkan nyawanya untuk menolong nyawa orang lain," kata Cameron.

"Saya rasa sangat penting bagi kami bersama-sama dengan PBB yang berada di belakang kami, serta dengan keabsahan tindakan tersebut dan bersama sejumlah negara setempat yang juga mendukung kami, untuk melakukan tindakan," kata Cameron.

"Tentu saja hal itu berbahaya serta ada halangannya. Akan selalu ada konsekuensi yang tidak terduga atas tindakan tersebut," tambah Cameron.

Menurut dia, lebih baik melakukan tindakan itu daripada mengambil resiko keterlambatan dimana lebih banyak pembantaian warga sipil oleh diktator itu dapat melanggar PBB dan perintahnya. (BPY/M016/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011