Jakarta (ANTARA) - Ditjen Diktiristek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung peran swasta dalam mengakselerasi talenta digital melalui penyelenggaraan Huawei Information Communication Technology (ICT) Competition 2021.
ICT Competition 2021, bertujuan untuk menggali potensi mahasiswa agar menjadi generasi yang bijak dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa transformasi digital merupakan sebuah batu pijakan ke masa depan untuk membangun Indonesia yang maju dan unggul.
Baca juga: Huawei-ASEAN Foundation teken MoU dorong kemajuan talenta digital
“Transformasi digital diharapkan dapat membangun masa depan yang lebih baik, sehingga dapat melahirkan generasi yang cerdas dan bijak dalam memanfaatkan teknologi. Salah satu cerminan generasi itu adalah peserta Huawei ICT Competition 2021 yang telah membuktikan kemampuan dan talentanya masing-masing,” kata Nadiem.
Ia menilai keikutsertaan mahasiswa membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang siap berkontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan.
Menteri Nadiem berharap peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini tetap semangat untuk mengembangkan potensi dan kemampuan dengan minat dan ketertarikannya masing-masing.
“Teruslah belajar dan berkarya, jadilah generasi yang membawa Indonesia menjadi pemenang di masa depan dan mari kita terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” kata dia.
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Diktiristek, Nizam menyampaikan bahwa ICT Competition 2021 merupakan bagian dari Program Pengembangan 100.000 Talenta Digital oleh Huawei Indonesia dalam waktu lima tahun ke depan.
“Kompetisi ini penting untuk mengakselerasi tumbuhnya ekosistem industri TIK yang berisi talenta-talenta digital dan teknologi terkini,” ungkap Nizam.
Nizam berharap peserta kompetisi itu akan semakin banyak dan semakin terbuka untuk seluruh mahasiswa di Indonesia, karena Indonesia memiliki lebih dari delapan juta mahasiswa dan hanya 1.000 mahasiswa terlalu kecil, karena talenta digital di Tanah Air patut untuk diakselerasi ,karena kebutuhan akan teknologi informasi sangat besar.
Nizam mengakui akselerasi pertumbuhan dan penyiapan talenta digital di Tanah Air melalui program-program microcredential akan terus dilakukan lewat Kampus Merdeka. Sebab, program ini sudah menghasilkan puluhan ribu mahasiswa yang tersertifikasi, mulai dari bidang keamanan server, jaringan, kecerdasan buatan, dan sebagainya.
Selain itu, Ditjen Diktiristek juga memberikan dukungan penuh dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk dosen yang telah dilakukan dan diapresiasi oleh Huawei.
Baca juga: Cara SMK jawab kebutuhan talenta digital handal bagi industri 4.0
Baca juga: Talenta dan infrastruktur percepat transformasi digital
Dari kejuaraan itu, Nizam berharap tim dari Indonesia semakin banyak yang akan mengikuti perlombaan serta memenangkan pertandingan di tingkat internasional.
“Semoga masa depan talenta Indonesia akan makin cerah, terutama talenta di bidang teknologi, sekaligus pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Tanah Air makin maju,” kata Nizam.
ICT Competition bekerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan tinggi, lembaga pelatihan, dan dunia industri untuk mempromosikan budaya dan profesional anak muda dari berbagai perguruan tinggi Indonesia untuk membantu membangun perkembangan ekosistem talenta TIK. Kompetisi tersebut tahun ini diikuti oleh 53 tim dari 24 perguruan tinggi.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021