Solo (ANTARA News) - Musisi legendaris Sawung Jabo kembali mengentaskan apresiasinya melalui lagu-lagu grup musik Sirkus Barock, pada pagelaran bertajuk "Langit Merah Putih" di Musro Solo, Jumat malam.
Grup musik Sirkus Barock dengan personel Sawung Jabo sebagai lead vokal dan akustik gitar, Ucok Hutabarat (biola), Joel Tampeng (lead gitar), Bagus Mazasupa (keyboard), Sinung Garjito (bass), Endi Baroque (drum), Denny Dumbo (perkusi), Verri Pramu Setyono (perkusi) dan dua orang beck vokal Giana Sudaryono dan Ayu Weda, tetap eksis menyuarakan lagu lagu suara rakyat di Solo.
Pentas seni musik yang dikapteni oleh Sawung Jabo dalam pagelarannya direncanakan di enam kota tersebut, dimulai dari Kota Solo yang membawakan sembilan lagu membuat penggemarnya kembali bersemangat dengan jiwa merah putih.
Sawung Jabo dalam pengelaran tersebut yang menyampaikan suara rakyat melalui lagunya berjudul srigala sakit jiwa, goro goro, lempar batu sembunyi tangan, nyanyian jiwa menghinoptis penonton akan cintan tanah air.
Bahkan, lagu Bongkar, Bento, Badut, dan Hio yang sering dinyanyikan oleh Iwan Fals terasa memberikan angin sejuk kepada penonton yang muak akan kondisi bangsa saat ini.
Lagu ciptaan budayawan Eros Djarot yang juga turut hadir menyaksikan dalam pagelaran Sirkus Barock, berjudul Cinta cukup menyejukan hati dan nikmat dirasakan para penonton di Solo.
Menurut Sawung Jabo, pagelaran musik ini, memaknai kembali nilai nilai kebangsaan melalui karya seni. Sebuah bentuk apresiasi kepedulian seniman akan kondisi bangsa.
Selain itu, kata dia, memproduksi sebuah pementasan musik yang berkualitas dan persenyawaan musik tradisi maupun modern, dawai, dan perkusi.
Menurut dia, pagelaran ini, juga menampilkan seniman lintas geografis dan generasi, dan membangkitkan gairah apresiator, serta menumbuhkan kecintaan akan kerasi kasanah musik Indonesia.
Menurut Eksekutif Produser Seno Kusumo, digelarnya Sirkus Barock yang menampilkan langit merah putih berawal dari kepedulian persoalan bangsa yang tak henti mendera bencana silih berganti. Tidak saja bencana alam, melainnya kepemimpinan yang tak berujungm korupsi, nepotisme kronis yang memupuskan harapan rakyat akan masa depan.
Menurut dia, semua ini membawa rakyat kepada tubir apatis, pesimisme kolektif, ditambah anarki kelompok maskyarakat yang lebih mengedepankan kekerasan dan pemahaman sempit. Serta, menafikan kebhinekaan yang menjadi sendi dasar kekuasan bangsa.
"Maka, kami Gilmuz berkeinginan memberikan amal demokrasi dalam bentuk pementasi musik yang bermutu, mempunyai kedalaman dan pesan kecintaan akan Tanah Air," katanya.
Sebuah bentuk persembahan dari para seniman musisi yang tak akan berdiam diri dan menuntup mata akan semua tradisi anak negeri.
Kelompok Sirkus Barock yang dibentuk oleh seniman Sawung Jabo yang diperkuat musisi muda berlatar akademik, klasik, etnik musikologi, dan otodidak menampilkan pentas musik unik yang memadukan band elektrik, perkusi etnik, dan intrumen dawai.
Mereka selain pentas di Solo, juga akan melakukan tur ke lima kota lainya di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, dan Malang. (B018/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011