Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Semarang Anton Martin di Semarang, Jumat, mengatakan kedatangan sekitar 100 karton pulpen dari Tiongkok ini sempat dikoordinasikan dengan PT Standarpen Industries sebagai pemilik merek.
Menurut dia, dari rekordasi dengan pemilik merek ternyata diketahui bahwa ratusan ribu pulpen tersebut diduga merupakan produk palsu.
Baca juga: Bea cukai bakal hibahkan ratusan laptop ke Pemkot Semarang
"Merek Standard ini ternyata produk asli Indonesia," katanya.
Atas kedatangan barang ilegal tersebut, kata dia, Bea Cukai kemudian berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM serta Pengadilan Negeri Semarang untuk memeriksa kondisi fisik barang.
"Kami meminta penangguhan dari Pengadilan Negeri Semarang agar barang tidak sampai keluar," katanya.
Baca juga: Bea Cukai Semarang musnahkan rokok ilegal senilai Rp2 miliar
Ia menjelaskan upaya penindakan terhadap impor barang yang nilainya sekitar Rp372 juta tersebut merupakan salah satu upaya melindungi industri dalam negeri.
Upaya yang dilakukan ini, lanjut dia, merupakan bukti bahwa Indonesia sangat peduli pada perlindungan atas hak kekayaan intelektual.
Ia menuturkan jika produk palsu tersebut sampai beredar di pasaran, maka tidak hanya perusahaan pemilik merek saja yang dirugikan, namun termasuk masyarakat sebagai konsumen.
"Waktu pulpen dicoba untuk dipakai menulis ternyata macet-macet," pungkasnya.
Baca juga: Bea Cukai Semarang musnahkan ratusan ribu rokok ilegal
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021