Jadi sebetulnya kalau kita paham lokasi itu, maka akan sangat mudah untuk mengantisipasinya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan program mitigasi harus diperkuat dalam menghadapi bencana, baik bencana geologi maupun hidrometeorologi yang akhir-akhir ini melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Risma di Jakarta, Jumat mengatakan untuk mengantisipasi hal tersebut, program mitigasi harus diperkuat, serta mengenali ancaman bencana di masing-masing daerah.
“Sebetulnya yang harus kita perkuat itu saat mitigasi, jadi sebelum terjadi bencana. Nah daerah itu harus mengenal bagaimana daerahnya, ancaman dari daerah itu,” ujar Risma.
Baca juga: Kepala BNPB minta empat provinsi waspadai dampak fenomena La Nina
Risma mengatakan program mitigasi bencana harus dioptimalkan guna mengurangi dampak bencana.
Misalnya, pada bencana gempa bumi yang terjadi di Laut Seram, Maluku Tengah, Kamis (4/11). Menurut penuturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati kepadanya, gempa yang terjadi di wilayah tersebut diprediksi menimbulkan kejadian longsor dan menenggelamkan kampung-kampung di pulau tersebut.
Risma mengatakan potensi bencana itu ada karena pulau tersebut terletak pada arung laut yang dalam.
Dikatakan, dirinya sempat merasa ngeri dengan kondisi tersebut, sehingga akan berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah untuk melakukan mitigasi dengan memindahkan mereka.
Baca juga: BNPB beri penguatan mitigasi bencana hidrometeorologi di Sultra
“Nah ini mitigasi yang harus kita optimalkan saat ini,” ujar dia.
Risma mengatakan program mitigasi juga harus berjalan di kawasan Trunyan, Bali, dimana ada lima hingga delapan wilayah yang akan terisolasi dan tidak bisa bertahan jika terjadi bencana banjir bandang.
Pihaknya akan membuat lumbung sosial guna mengantisipasi hal tersebut. Selain itu, lumbung sosial juga telah disiapkan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Luwu Utara, Sulawesi Utara dan Kalimantan Barat.
Baca juga: Dispar Sleman bekali pengelola wisata dengan mitigasi bencana
Persiapan lumbung tersebut diantaranya penjernih air keruh, cadangan makanan, tenda, maupun perahu karet untuk sarana evakuasi.
“Jadi sebetulnya kalau kita paham lokasi itu, maka akan sangat mudah untuk mengantisipasinya,” ujar dia.
Selain itu Risma mencontohkan pada saat dia memimpin Kota Surabaya, Jawa Timur, dia harus menghadapi bencana rob yang terjadi setiap tahunnya.
Dia mengatakan pada saat itu Pemerintah Kota Surabaya tidak memiliki anggaran untuk membuat tanggul permanen.
“Akhirnya saya menanam mangrove di sekitar itu, kemudian saya naikkan galian-galian dari sungai saya taruh di situ. Sekarang aman, relatif tidak ada rob lagi, nah, seperti itu kalau kita bisa mengenali daerahnya maka kita bisa antisipasi,” ujar Risma.
Menurut dia, upaya antisipasi tidak harus memerlukan biaya besar, namun bisa dengan biaya hemat, murah dan cepat.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021