Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Rizal Darma Putra menyatakan bahwa aksi teror paket bom yang marak minggu ini lebih ditujukan untuk membangun ketakutan massa.
"Bom ini ditujukan untuk membangun teror psikologis massa. Paket bom bukan merupakan bom yang berdaya ledak besar dan tidak untuk menimbulkan korban yang banyak, namun dengan intensitas yang banyak, sasarannya untuk membangun ketakutan masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, paket bom ditujukan kepada sasaran secara `acak` dan target yang tidak spesifik seperti orang-orang asing, pejabat negara dan kelompok agama tertentu.
Hal ini, menurut dia, mengindikasikan bahwa motif si teroris adalah membangun opini dan ketakutan massa. Apalagi bom tersebut juga bisa melukai orang awam.
Ia memperkirakan, paket bom yang dikirimkan kepada beberapa orang tersebut dilakukan oleh orang atau kelompok yang sama, meski terlihat acak.
Sementara itu, setidaknya empat paket bom telah ditemukan di Jakarta dalam empat hari ini dengan sasaran yang beragam. Diantaranya paket bom dikirimkan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Absar Abdalla, Kepala Badana narkotika Nasional Komjen Pol Gories Mere, vokalis sekaligus punggawa grup Dewa Ahmad Dani dan juga Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno.
Paket bom tersebut menggunakan buku yang di dalamnya ada pipa yang berisi Potasium Chlorat berjenis low explosive. Di paket bom yang dikirimkan tersebut terdapat nama dan alamat pengirim. Namun nama tersebut hingga saat ini masih misteri.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar meminta masyarakat waspada sehubungan dengan teror bom paket di beberapa tempat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan kepada aparat keamanan untuk segera mengusut dan menemukan pelaku teror bom paket sehingga ketentaraman dan keamanan masyarakat segera pulih.
(M041/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011