"Kami ingin tahu siapa yang berwenang di Iran untuk berbicara atas nama Bahrain. Kami juga bertanya-tanya apakah Iran telah melakukan perwaliannya atas rakyat Bahrain untuk memungkinkan menteri luar negerinya mengirim pesan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI)," kata Amer Al kepada Bahrain News Agency.
Menteri luar negeri Iran telah mengirimkan surat kepada PBB, OKI dan Liga Arab menyatakan keprihatinan tentang situasi Bahrain, terutama kedatangan pasukan GCC untuk tindakan keras terhadap pemrotes anti-pemerintah.
"Bahrain berkomitmen penuh pada prinsip-prinsip hubungan bertetangga baik dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain. Karena itu, ia menyerukan PBB, OKI dan Liga Arab untuk menolak seruan Iran karena mereka melanggar hukum internasional dan konvensi," kata Al Amer.
Bahrain memanggil duta besarnya untuk Teheran pada Selasa. Hari berikutnya, menurut TV Negara Iran, duta besarnya di Manama, Mahdi Aghajafari, diminta untuk kembali ke tanah air untuk konsultasi.
Sementara itu, Parlemen Irak pada Kamis mengumumkan dukungan terhadap demonstrasi di Bahrain dan mengutuk intervensi militer asing, sementara ratusan warga Syi`ah Irak berdemo mendukung protes Bahrain.
Parlemen Irak memutuskan untuk membatalkan membahas materi-materi yang dijadwalkan pada sesi ke-44 hari Kamis, karena banyak anggota parlemen menyampaikan pidato marah mengutuk otoritas Bahrain dalam menangani protes di negara mereka, dan mencela intervensi Arab Saudi serta Uni Emirat Arab militer.
(H-AK/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011