Jakarta (ANTARA News) - Setelah memperkuat TNI AL selama 50 tahun, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bayur-502 hari Jumat resmi mengakhiri tugasnya.

Pengakhiran masa tugasnya ditandai dengan penurunan "ular-ular perang" kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) itu di Dermaga Ujung, Surabaya dipimpin Dansatlinlamil Surabaya Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi.

"Ular-ular perang" merupakan simbol kapal perang yang harus berkibar di tiang gafel, sebagai salah satu tanda Kapal Perang Republik Indonesia.

Penurunan ular-ular perang merupakan suatu peristiwa simbolik yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian suatu KRI sebagai unsur kekuatan TNI AL.

KRI Teluk Bayur-502 merupakan kapal buatan Amerika Serikat tahun 1942 dan memperkuat TNI Angkatan Laut sejak 17 Juni 1961.

Komandan pertama KRI Teluk Bayur adalah Mayor laut (P) Handayana Sukendar.

Selama penugasannya, KRI Teluk Bayur-502 telah banyak menorehkan catatan sejarah mulai dari penugasan operasi penegakan kedaulatan RI dan berbagai latihan serta bantuan angkutan untuk pembangunan di daerah seluruh wilayah NKRI.

Kapal perang itu memperkuat unsur jajaran Komando Lintas laut Militer pada 1975 dan sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Surabaya

Kapal perang dengan panjang 99,89 meter dan lebar 15,25 meter saat masih aktif, mampu menempuh kecepatan delapan knot dengan kemampuan angkut 17 tank di dek kapal dan pasukan hingga 800 personel dengan perlengkapan lapangan.

Komando Lintas Laut Militer TNI Angkatan Laut saat ini masih diperkuat beberapa unsur kapal perang sejenis yang mendekati masa pengabdian hampir 50 tahun, diantaranya Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504 dan Teluk Tomini-508.

Kapal perang tersebut saat ini dalam tahap konservasi, dan tidak dilibatkan dalam kegiatan operasi baik Operasi Militer Perang, maupun Operasi Militer Selain Perang.
(R018/A011)

(T.R018/C/A011/A011) 18-03-2011 11:10:45

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011