Bengkulu (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu menghentikan sementara pembangunan alur masuk pelabuhan batu bara di muara Sungai Seblat, Bengkulu Utara, karena merupakan kawasan konservasi.
"Alur masuk ke pelabuhan itu merupakan kawasan konservasi, sehingga pengerukan pasir di bagian hilir jembatan Seblat itu dihentikan sementara," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Amon Zamora, Jumat.
Tumpukan pasir pada alur muara Sungai Seblat berfungsi sebagai pengamanan jembatan di jalan nasional dan tidak boleh dikeruk, apalagi kawasan itu masuk kawasan konservasi.
Ia mengatakan, aktivitas pengerukan yang dilakukan suatu perusahaan swasta itu sudah berlangsung sepekan.
"Kami sudah mendapat instruksi dari pusat untuk menutup kegiatan tersebut karena akan merusak kawasan konservasi," katanya.
BKSDA mengemukakan bagian atas muara Sungai Seblat merupakan kawasan konservasi yang sempat dibuka perusahaan perkebunan kelapa sawit namun sekarang sudah dihijaukan kembali.
Keberadaan ribuan meter kubik pasir pada alur sungai itu harus dilindungi karena merupakan salah satu pondasi jembatan Seblat yang terpanjang di Provinsi Bengkulu dan menghubungkan jalan nasional antarprovinsi.
(Z005/E005)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011