Madrid (ANTARA News/AFP) - Ratusan orang telah mengambil bagian dalam demonstrasi di seluruh Spanyol, Kamis, untuk meminta ditutupnya enam pembangkit listrik tenaga nuklir di negara itu setelah kecelakaan nuklir di Jepang menyusul gempa dahsyat Jumat.
Para demonstran, banyak yang mengenakan topeng atau memegang tanda yang terbaca "Tidak pembangkit nuklir, tidak di sini ataupun di Jepang", berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di lebih dari 30 kota, termasuk Madrid, Barcelona, Seville dan Valencia.
Protes itu diadakan oleh Greenpeace dan kelompok payung lingkungan Ecologists in Action, yang menginginkan pemerintah untuk secara berangsur-angsur menutup enam pembangkit listrik tenaga nuklir di negara itu pada 2020.
Mereka khususnya mengkhawatirkan dua pembangkit listrik tenaga nuklir -- satu di Garona di utara dan lainnya di Cofrentes di timur -- yang menggunakan rancangan reaktor air mendidih yang sama seperti di PLTN Fukushima di Jepang yang menghadapi pelelehan.
"Apa yang terjadi di Jepang menunjukkan bahwa tidak mungkin mengakhiri apa yang terjadi," kata juru bicara Ecologist in Action Francisco Castejon pada demonstrasi di Madrid, yang menarik sekitar 200 orang.
Castejon menyatakan sumber energi yang dapat diperbarui seperti tenaga angin dan solar dapat membereskan hilangnya listrik yang sekarang ini dihasilkan di enam pembangkit listrik tenaga nuklir di Spanyol itu.
"Sekitar 40 persen listrik yang kita konsumsi datang dari dua energi yang berasal dari nuklir, yang dapat diperbarui. Sejak 2004 kami mengekspor listrik ke semua tetangga kami," katanya.
Pemerintah Spanyol Rabu mengatakan mereka akan meninjau kembali langkah-langkah keamanan di semua pembangkit listrik tenaga nuklirnya menyusul gempa dan tsunami dahsyat yang menghancurkan Jepang timurlaut dan melumpuhkan PLTN Fukushima, meningkatkan kekhawairan akan radiasi yang tak terkendali.
PM Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero yang tokoh Sosialis telah berjanji pada pemilihan umum pada 2004 dan 2008 untuk secara berangsur-angsur menghapus pembangkit nuklir ketika jangka hidup enam PLTN di negara itu berakhir.
Tapi ia sejak itu telah melunakkan sikapnya, dan pada Juli 2009 pemerintah mengatakan mereka akan memperpanjang ijin bagi pusat listrik di Garuna selama dua tahun lagi hingga Juli 2010.
Pemerintah telah memperpanjang hidup pembangkit di Cofrentes dengan satu dasawarsa pada 10 Maret lalu, sehari sebelum gempa sangat besar di Jepang.
Spanyol telah mengambil pimpinan dalam energi yang dapat diperbarui dalam beberapa tahun belakangan ini, menjadi salah satu penghasil terbesar listrik di dunia dari tenaga angin dan solar, ketika negara itu berusaha untuk menghentikan ketergantungan minyaknya dan menurunkan emisi gas rumah kaca. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011