Asadabad, Afghanistan (ANTARA News) - Gubernur sebuah provinsi bergolak di Afghanistan timurlaut mengatakan, Kamis, ia selamat dalam serangan "gencar" gerilyawan Kamis terhadap rombongannya.
Fazlullah Wahedi, gubernur provinsi Kunar di perbatasan dengan Pakistan, mengatakan, penyerang menembakkan granat roket ke mobilnya, demikian AFP melaporkan.
Itu merupakan yang terakhir dari rangkaian serangan yang dilakukan militan terhadap para pejabat pemerintah.
Tidak ada yang terluka dalam serangan itu, yang terjadi di jalan dari ibukota provinsi itu, Asadabad, menuju sebuah distrik berdekatan. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Itu serangan sengit. Satu roket mendarat dekat kendaraan saya, namun tidak ada yang terluka," kata Wahedi kepada AFP.
Sehari sebelumnya, Rabu, dua orang tewas ketika sebuah bom meledak di luar pangkalan NATO di Afghanistan selatan, yang mengakibatkan lebih dari selusin truk BBM terbakar.
Enam orang cedera dalam ledakan itu, kata seorang juru bicara gubernur provinsi Uruzgan, Afghanistan selatan, dengan menambahkan bahwa seluruh korban adalah warga sipil Afghanistan.
"Dua orang tewas dan enam cedera," kata juru bicara Melad Mudesar. "Duabelas truk terbakar habis dan api masih berkobar."
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.
Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011