Sintang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang, Kalimantan Barat menambah tempat pengungsian untuk korban banjir di daerah itu karena saat ini kondisi air semakin tinggi.

"Kita tambah titik pengungsian dan percepat distribusi beras bantuan untuk korban banjir, karena debit air semakin tinggi," kata Pelaksana Tugas Bupati Sintang Yosepha Hasnah saat memimpin pertemuan mendadak guna menyikapi banjir besar di Sintang, Kamis.

Dia mengatakan dengan kondisi debit air yang semakin tinggi perlu penanganan khusus.

Menurut dia, data warga terdampak banjir harus terus diperbarui karena dengan kondisi saat ini warga terdampak banjir pasti bertambah.

"Kita ubah pola penanganan, data korban banjir harus segera di-'update', termasuk penambahan tempat pengungsian dan dapur umum," kata dia.

Baca juga: Pemkab Sintang liburkan sekolah delapan hari ke depan karena banjir

Data ketersediaan sembako di Sintang juga harus segera dikumpulkan guna mengetahui tentang stok sembako dan keperluan masyarakat lainnya agar terjamin aman.

"Kami juga memutuskan untuk meliburkan semua sekolah di Kabupaten Sintang mulai 5-13 November 2021," kata Yosepha.

Banjir di Kabupaten Sintang merupakan banjir terbesar setelah 50 tahun terakhir. Banjir tersebut membuat aktivitas masyarakat lumpuh dan merendam pemukiman warga serta fasilitas umum.

Sebelumnya, Pemkab Sintang menyiapkan empat titik tempat pengungsian.

Bahkan, banjir yang terjadi sejak sepekan terakhir itu, mengakibatkan jalan nasional antarprovinsi di beberapa kabupaten terputus.

Baca juga: Mensos: Perlu ada mitigasi atasi banjir di Kalbar
Baca juga: BNBP: Empat kecamatan di Kabupaten Sintang masih terendam banjir

Pewarta: Teofilusianto Timotius/Tantra
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021