"SBY adalah pencipta dan memungkinkannya berkembang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia."

Jakarta (ANTARA News) - Redaktur internasional harian The Australian, Greg Sheridan, menulis kolom edisi Kamis yang secara umum dapat diterjemahkan "Presiden Indonesia yang Mendobrak Korupsi", dan pada intinya menghargai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pendorong utama dan bekerja keras untuk melawan korupsi dan pemerintahan yang buruk di masyarakat Indonesia.

Berikut adalah terjemahan bebas dari kolom yang ditulis Sheridan, yang versi digitalnya dipublikasikan melalui laman http://www.theaustralian.com.au/news/opinion/indonesian-president-a-corruption-buster/story-e6frg6zo-1226022794044 :

"Terlepas dari pemberitaan WikiLeaks, kontribusi utama SBY bagi kehidupan Indonesia adalah untuk mengurangi korupsi dan meningkatkan kualitas pemerintahan.

Kabel WikiLeaks menuduh keluarga SBY terlibat dalam bisnis yang berusaha untuk mengambil keuntungan dari kedekatan mereka kepada Presiden, dan bahwa SBY memberikan tekanan untuk menghentikan penuntutan dan telah menggunakan badan intelijen negara untuk mengumpulkan informasi intelijen politik tentang tokoh politik lainnya dalam peta politik Indonesia.

Berita kabel itu juga menuduh bahwa mantan wakil presiden SBY, Jusuf Kalla, menghabiskan banyak uang untuk mengamankan posisinya sebagai ketua Partai Golkar (bukan partai SBY).

Penting untuk dicatat bahwa SBY menolak semua tuduhan dan bahwa tidak satupun dari mereka adalah terbukti.

Sebelum ia memasuki kancah politik, SBY adalah seorang jenderal Tentara Nasional Indonesia, di mana dalam peringkat tertentu, tidak jarang uang harus berpindah tangan dalam hubungannya dengan promosi jabatan.

Hal ini susah membuat Indonesia unik. Situasi yang mirip dengan abad ke-18 Inggris.

Demikian pula, tentara Indonesia hingga hari ini, terlibat dalam banyak kegiatan bisnis yang besar. Para perwira senior yang terlibat umumnya menghasilkan uang, namun mereka juga menggunakan dana tersebut untuk menjalankan unit mereka. Reputasi SBY dalam tentara tersebut adalah bersih.

Indonesia merupakan negara dengan 240 juta orang. Politik di Indonesia sangat kompleks dan luas. Seperti halnya politik demokratis, mereka melibatkan banyak uang.

Politisi senior seringkali harus mendapatkan dan membuang banyak uang, mungkin secara tidak langsung, meskipun mereka tidak mengambil keuntungan dari itu secara pribadi.

Indonesia masih merupakan negara miskin dan korupsi tersebar luas. Misalnya, apa yang anda sebut korupsi gaji, di mana setiap individu mencoba untuk mendapatkan kemampuan hingga titik mana mereka harus mampu menghidupi keluarga mereka.

Tidak ada keraguan sama sekali apabila dibandingkan dengan mantan pemimpin Asia, seperti Soeharto atau Ferdinand Marcos, maka SBY merupakan pilar kesopanan dan tata pemerintahan yang baik. Soeharto dan Marcos menggunakan kekuasaan mereka terhadap keputusan yang dibuat yang merupakan bagian dari ekonomi negara yang jatuh ke tangan atau keluarga mereka. Hal seperti itu tidak terjadi di bawah SBY.

Dalam beberapa hal, SBY telah mengecewakan pendukungnya sejak ia terpilih kembali karena langkah reformasi sangat lambat. Namun, SBY adalah pencipta dan memungkinkannya berkembang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia, KPK yang telah berhasil menempatkan banyak koruptor Indonesia hingga pada tingkat yang sangat senior masuk ke dalam penjara.

Dengan standar yang memadai, SBY harus dinilai menjadi pelebur korupsi dan seseorang yang telah mencoba untuk meningkatkan kualitas pemerintahan." demikian ditulis Greg Sheridan dalam kolomnya di harian The Australian edisi Kamis, 17 Maret 2011. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011