New York (ANTARA News) - Yen Jepang pada Rabu waktu setempat mencapai tingkat tertingginya sejak Perang Dunia II terhadap dolar Amerika Serikat, karena investor mempertimbangkan dampak bencana gempa bumi dan tsunami Jepang.
Pada Rabu sekitar 22.05 GMT (Kamis 05.05 WIB), mata uang Jepang diperdagangkan pada 77,68 yen untuk setiap dolar, naik dari 80,73 yen pada akhir Selasa New York, demikian AFP melaporkan.
Sebelumnya yen telah menguat ke level tertinggi terhadap dolar sejak Perang Dunia II -- 76,52 yen -- di tengah kekhawatiran tentang besarnya gempa 9,0 skala richter pada Jumat dan tsunami besar di Jepang dan krisis yang sedang berlangsung pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dilanda gempa.
Setelah yen menyeberangi tanda 79,75, mata uang Jepang dengan cepat meningkat terhadap dolar.
Euro jatuh ke 1,3903 dolar dari 1,3996 dolar di New York pada akhir Selasa, dilemahkan oleh kekhawatiran baru tentang utang zona euro setelah penurunan peringkat utang Portugal.
Terhadap mata uang safe haven franc Swiss, dolar turun menjadi 0,8993 franc dari 0,9161 pada Selasa.
Mata uang AS juga jatuh terhadap pound, menjadi 1,5995 dolar dari 1,6082 dolar.
"Sementara situasi di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang tetap tidak menentu, pasar saham Jepang mendapat penangguhan hukuman sementara hari ini," kata Nick Bennenbroek, kepala penyiasat mata uang di Wells Fargo Bank.
"Akibatnya sebagian besar mata uang Asia lebih kuat," katanya.
Saham Tokyo ditutup naik 5,68 persen pada Rabu karena bargain hunting (buru saham murah) menyusul dua hari aksi jual terbesar selama 24 tahun pada hari sebelumnya karena kekhawatiran krisis nuklir setelah gempa besar dan tsunami.
Bank of Japan pada Rabu memompa 3,5 triliun yen lainnya ke dalam sistem keuangan di atas 23 triliun dalam dana selama dua hari sebelumnya untuk menenangkan pasar dan memastikan bahwa perusahaan dapat mengakses uang tunai.
Para analis mengatakan bahwa repatriasi besar dana-dana untuk membantu negara dilanda bencana bisa menjadi salah satu faktor pendukung kenaikan yen.
"Meskipun ada kemungkinan akan kerusakan besar terhadap ekonomi Jepang, kami tidak melihat peristiwa ini sebagai faktor yang melemahkan yen dalam waktu dekat karena pentingnya sentimen risiko sebagai penentu aliran modal Jepang," kata analis Nomura FX Global Research dalam catatan kliennya.
"Penghindaran risiko menyiratkan arus keluar modal lemah, dan karena Jepang adalah kreditur netto bersih, penghindaran risiko bahkan dapat menyebabkan pemulangan uang yang diinvestasikan dalam aktiva luar negeri."
Euro merosot setelah Moody`s Investors Service memangkas peringkat utang Portugal pada Selasa dan memberikannya pandangan negatif, mengutip kekhawatiran pemerintah tidak akan mampu menyeimbangkan bukunya di tengah "prospek pertumbuhan yang lemah."
Portugal menghimpun satu miliar euro dana segar dalam penjualan obligasi jangka pendek pada Rabu tetapi harus membayar investor dengan suku bunga yang lebih tinggi setelah Moody`s menurunkan peringkatnya. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011