jumlah gajah sumatera yang mati di Aceh Timur mencapai 25 ekor dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir
Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyebutkan sebanyak 25 gajah sumatera (Elephas maximus sumatramus) ditemukan mati di Kabupaten Aceh Timur dalam rentang waktu 2012 hingga awal November 2021
"Berdasarkan catatan kami jumlah gajah sumatera yang mati di Aceh Timur mencapai 25 ekor dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir," kata Pengendali Ekosistem Hutan dan Ahli Madya BKSDA Aceh Taing Lubis di Aceh Timur, Kamis.
Taing Lubis mengatakan 25 ekor atau individu gajah sumatra tersebut ditemukan mati berada dalam kawasan hak guna usaha (HGU) di antaranya perkebunan sawit di wilayah Kabupaten Aceh Timur.
Baca juga: Seekor gajah Sumatra ditemukan mati di Pelalawan
Taing Lubis mengatakan rata-rata gajah tersebut mati akibat dijerat dan dibunuh dengan cara awalnya diracun, dan yang terakhir, seekor gajah jantan ditemukan mati tanpa kepala.
"Gajah sumatera tersebut dibunuh dengan cara yang sangat sadis, di mana pelaku memenggal kepalanya dengan rapi dengan tujuan mengambil gading," kata Taing Lubis.
Taing Lubis mengatakan pembunuhan gajah dilakukan dengan perencanaan yang matang. Bahkan ada pelaku berulang melakukannya serta melibatkan masyarakat dengan iming-iming uang yang banyak.
Baca juga: KLHK temukan gajah sumatera yang mati akibat malnutrisi
Oleh karenanya Taing Lubi meminta ada hukuman berat bagi pelaku pembunuhan gajah guna memberikan efek jera bagi pelaku yang telah membunuh satwa dilindungi.
"Kami berharap hukuman bagi pelaku pembunuhan benar-benar memberikan efek jera, sehingga kejahatan serupa tidak terulang. Dan ini juga sebagai upaya perlindungan satwa dilindungi," kata Taing Lubis.
Gajah sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatera.
Baca juga: BKSDA Sumsel kirim tiga gajah betina ke Jambi
Baca juga: Forum KEE Bengkulu tetapkan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021