akan lebih baik bila tidak bercampur dengan penumpang reguler

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama terus menyusun pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi COVID-19, salah satunya menyiapkan skema pemberangkatan jamaah umrah satu pintu lewat Bandara Soekarno-Hatta.

"Perlu kami sampaikan kepada otban (otoritas bandara) bahwa Kementerian Agama secara maraton sedang menyiapkan berbagai hal teknis sebagai langkah antisipasi pembukaan umrah masa pandemi," ujar Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kemenag, M. Noer Alya Fitra, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan skema pemberangkatan jamaah umrah satu pintu tersebut agar memudahkan pengendalian, pengawasan, memastikan kesehatan, keamanan, dan keselamatan jamaah yang dilaksanakan pada masa pandemi COVID-19.

Menurutnya, asrama haji juga akan menjadi titik awal keberangkatan jamaah umrah.

"Jamaah umrah harus sudah clear di asrama haji, baik dari sisi kelengkapan dokumen perjalanan maupun kesehatannya. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan bantuan otban untuk memastikan fasilitas asrama haji memenuhi persyaratan untuk diberlakukan sebagai tempat keberangkatan internasional, seperti pelayanan jamaah haji reguler," kata dia.

Baca juga: Pemerintah mempersiapkan penyelenggaraan pelayanan umrah dan haji

Kepala Otoritas Bandara Wilayah I, Yufridon Gandoz Situmeang, memberikan apresiasi atas langkah yang diambil Kemenag.

Pihak bandara siap mendukung Kemenag dalam menyiapkan pelayanan umrah di Bandara Soekarno-Hatta.

"Terkait hal teknis di asrama haji, kami akan segera melakukan evaluasi kesiapannya sebagai terminal internasional. Dengan konsep seperti haji reguler, berarti di asrama haji sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan imigrasi jamaah umrah, termasuk alat angkut dari asrama ke bandara harus benar-benar 'save dan secure'," kata dia.

Menurutnya, penerbangan jamaah umrah lebih aman dengan penerbangan langsung (direct flight).

Dia juga mengusulkan agar pesawat yang digunakan jamaah umrah tidak bersama dengan penumpang reguler.

"Kita harus menjamin bahwa jemaah umrah aman dan tidak terpapar COVID-19 saat di perjalanan, maka akan lebih baik bila tidak bercampur dengan penumpang reguler," katanya.

Baca juga: Ketua MPR minta pemerintah jelaskan kepastian umrah kepada masyarakat
Baca juga: Asosiasi perkirakan biaya umrah capai Rp30 juta
Baca juga: Satgas COVID-19 akan pantau pemberangkatan dan kepulangan jamaah umrah

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021