Sumut bidik 24 emas cabang para atletik di Peparnas Papua

Medan (ANTARA) - Cabang olahraga para atletik Sumatera Utara membidik sedikitnya 24 medali emas dari Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI yang berlangsung di Papua hingga 15 November 2021.

"Target realistis kita tentu ingin lebih baik dari Peparnas tahun lalu. Kalau tahun 2016 di Jawa Barat kita meraih 19 emas, tahun ini minimal 24 emas. Apalagi kekuatan kita bertambah dari tahun sebelumnya," kata Pelatih atletik Sumut Hardodi Sihombing di Jayapura, Kamis.

Pada Peparnas Papua 2021, cabang olahraga para atletik Sumut diperkuat 29 atlet. Pertandingan mulai digelar 6 November di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura.

Ia mengatakan, anak asuhnya usai tiba di Jayapura pada Rabu lalu dalam kondisi baik dan kini sedang dalam pemulihan usai melakukan perjalanan panjang. Hardodi pun optimistis seluruh atlet siap tempur untuk memperebutkan medali.

“Saya kira kondisi anak-anak sudah siap perang (bertanding), dengan pelatda penuh juga selama dua bulan," ujar Hardodi.

Dalam penyelenggaraan Peparnas tahun ini, panitia juga memberlakukan adanya perbedaan klasifikasi pertandingan bagi atlet elite yang kini menghuni pelatnas.

Meski begitu, Hardodi tidak ingin berharap lebih kepada atlet pelatnas. Justru atlet muda yang menjadi pelapis kedua dan ketiga yang diharapkan mampu mempersembahkan medali emas.

“Dari statistik medali, sebenarnya ada sedikit kerugian dengan adanya peraturan atlet elite, apalagi lumbung medali emas kita sebelumnya melalui atlet elite. Tapi, kita tidak boleh berharap dari pelatnas. Ini juga banyak atlet baru dan bisa membuat gebrakan, terutama atlet pelapis yang dipersiapkan NPC Sumut jauh-jauh hari,” terang Hardodi.

“Ada atlet yang belum pernah berlaga di Peparnas sudah menembus, bahkan melebihi batas waktu catatan pelatnas. Makanya, kita berharap mereka bisa tampil maksimal nanti,” sambungnya.

Pada Peparnas 2021, cabang para atletik Sumut diperkuat 29 atlet. Sejumlah atlet elite yang akan tampil di Peparnas Papua, yakni Putri Aulia, Alan Sastra Ginting, Riadi Syahputra, Eko Saputra, Nina Gusmita dan Nur Fefry Pradana.