Jakarta (ANTARA News) - Bank BNI meraih laba bersih Rp4,10 triliun pada 2010, naik 65 persen dibanding capaian 2009 yang sebesar Rp2,48 triliun, dan lebih banyak disumbang dari naiknya pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp11,13 triliun.

Menurut Dirut BNI Gatot M Suwondo di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa dengan laba bersih itu diperoleh laba bersih per saham Rp266, lebih baik 63 persen dari Rp163 pada 2009.

Kenaikan laba bersih, lanjut Gatot, juga diikuti total aset kenaikan total aset 9 persen menjadi Rp248,58 triliun, sementara kredit yang disalurkan tumbuh 13 persen menjadi Rp136,36 triliun dan total dana pihak ketiga (DPK) naik 3 persen menjadi Rp194,38 triliun.

"Fundamental keuangan BNI semakin kuat dengan tingkat coverage ratio (rasio pencadangan dibanding NPL Gross) terjaga di level 120,6 persen. Dari sisi rasio profitabilitas, dibanding tahun 2009, return on asset (ROA) naik dari 1,7 persen menjadi 2,5 persen, dan return on equity (ROE) naik dari 16,4 persen menjadi 24,7 persen," katanya.

Perseroan juga mencatat kenaikan dana Tabungan dan Giro dari semula 55 persen menjadi 59 persen dari total dana. "Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada BNI sehingga masyarakat merasa nyaman menabung dan bertransaksi di BNI," kata Gatot.

Akhir tahun 2010, BNI berhasil menyelesaikan proses aksi korporasi melalui penawaran umum terbatas (right issue) dengan hasil perolehan sebesar Rp10,4 triliun yang merupakan fresh money tambahan modal perusahaan sehingga posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada akhir 2010 menjadi 18,6 persen (memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional).

Untuk baki kredit pada akhir 2010 mencapai Rp136,36 triliun atau naik 13 persen, dari tahun 2009 sebesar Rp120,84 triliun, dengan komposisi segmen kredit masih didominasi oleh segmen usaha kecil dan menengah yang mencapai 39,3 persen, korporasi 36,1 persen, konsumer 17,6 persen, internasional 4,2 persen, dan pembiayaan syariah 2,6 persen.

Sedangkan untuk tahun 2011, Gatot mengatakan BNI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 17 - 20 persen dengan pertumbuhan segmen korporasi 20 persen, konsumer 29 persen, dan usaha kecil menengah 11 persen.

Untuk kredit usaha kecil tumbuh dari posisi Rp26,19 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp29,63 triliun pada tahun 2010. Pertumbuhan kredit usaha kecil ditopang oleh pertumbuhan produk kredit unggulan, yaitu BNI Wirausaha yang tumbuh 17 persen dari Rp3,24 triliun menjadi Rp 3,79 triliun.

Sedangkan kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) dengan produk BNI Griya mengalami pertumbuhan terbesar, yaitu dari Rp8,24 triliun (2009) menjadi Rp12,06 triliun (2010) atau tumbuh 46,3 persen. Kredit kendaraan juga tumbuh dari Rp4,87 triliun menjadi Rp6,28 triliun atau naik 29 persen.

Sedangkan transaksi kartu kredit BNI pada tahun 2010 mencapai Rp3,10 triliun atau naik 24,6 persen dibanding pada tahun 2009 yang sebesar Rp2,49 triliun, dengan kenaikan jumlah kartu kredit yang diterbitkan dari 1,5 juta kartu (2009) menjadi 1,9 juta kartu (2010).

(D012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011