Jakarta (ANTARA News) - Arus modal dana asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia yang deras dalam jangka waktu satu bulan memberi sentimen positif atau penguatan pada mata uang nasional, sehingga rupiah berada pada posisi tren penguatan (bullish).
Ekonom Muhammad Chatib Basri dalam diskusi "Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia dan Asia Timur dan Pasifik" di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kondisi saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menjadikan modal bagi Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur nasional.
"Arus modal yang masuk ke dalam negeri sangat besar hanya terjadi kurang dari satu bulan, hal itu merupakan kesempatan yang baik untuk menjadikan modal pembangunan infrastruktur," ujarnya.
Ia menambahkan, agar dana asing tidak keluar dari dalam negeri pemerintah perlu menggenjot pembangunan proyek infrastruktur.
"Dengan begitu resiko buble tidak ada," kata dia.
Dengan demikian, lanjut dia, jika investor asing keluar dari pasar uang atau pasar modal, investor asing juga dapat memindahkan dananya ke sektor riil.
"Namun, tanpa adanya infrastruktur yang memadai, investor asing tidak akan mau menempatkan dananya pada proyek sektor riil di Indonesia," katanya.
Selain itu, kata dia, otoritas moneter, perlu segera mengambil langkah-langkah penyesuaian yaitu menaikkan tingkat suku bunga acuan ank Indonesia (BI Rate), sesuai ekspektasi pasar.
"Reaksi BI yang menaikkan BI Rate pada Februari lalu sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen merupakan langkah tepat dan diinginkan pasar, dan hal itu membuat dana asing yang masuk deras," ujarnya.
Saat ini, kata dia, rata-rata nilai tukar senilai Rp8.700 hingga Rp8.800-an per dolar AS, atau menguat 2,86 persen dibandingkan pada awal tahun 2011.
"Apresiasi tersebut tidak terlepas dari arus modal asing yang cukup deras. Porsi paling besar masuk ke dalam Surat Utang Negara (SUN)," kata Chatib Basri.
Secara terpisah, Pengamat pasar uang Tony mariano menambahkan, ekspektasi fundamental perekonomian Indonesia yang akan mencapai 6,4 persen pada tahun ini atau lebih tinggi 0,2 persen dibanding 2010 memicu investor asing terus berdatangan ke emerging market termnasuk Indonesia
"Prospek ekonomi Indonesia pada tahun ini akan tumbuh mencapai 6,4 persen, akan memicu dana asing masuk dan rupiah akan menguat," katanya.
Ia menambahkan, negara-negara maju yang mempunyai tingkat suku bunga rendah akan dianggap kurang menarik bagi investor, dan akan lebih menyukai menempatkan dananya pada negara emerging market termasuk Indonesia.
"Indonesia merupakan salah satu negara yang menawarkan return yang cukup tinggi," katanya.
(T.KR-ZMF/B012)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011