Bogor (ANTARA) - Ahli perikanan kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr Hawis Madduppa mengemukakan bahwa saat ini nelayan rajungan (Portunus pelagicus) di Indonesia telah dibantu dengan teknologi TREKFish.
"Nelayan dengan perahu yang dilengkapi Vessel Tracking System (VTS) TREKFish ini dapat mengetahui di mana nelayan menangkap rajungan," katanya dalam penjelasannya di Bogor, Kamis.
Ia mengemukakan TREKFish sebagai alat yang dapat digunakan untuk memonitoring nelayan tersebut, seiring dengan perkembangan teknologi juga di-update. Melalui modifikasi alat ini lebih mudah diaplikasikan dan digunakan oleh nelayan skala kecil.
Baca juga: Indonesia kini miliki pusat data rajungan
Dalam kaitan itu, kata dia, sepanjang Oktober lalu, dilakukan program kerja sama terkait pemasangan instalasi VTS TREKFish antara Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) dengan PANRITA, pembuat teknologi alat tersebut.
Program pemasangan VTS ini, kata Hawis yang juga Direktur Eksekutif APRI, merupakan realisasi dari pendanaan OSF (Ocean Stewardship Council) kepada APRI yang telah dilakukan sejak 2019.
"Dengan kerja sama ini diharapkan nelayan perikanan rajungan Indonesia dapat sejahtera dan tentunya menciptakan perikanan rajungan yang berkelanjutan," kata Associate Professor Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University itu.
Pada 7-10 Oktober 2021 telah dilakukan pemasangan VTS TREKFish di sentra rajungan Indonesia, yakni di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Ia menjelaskan sebanyak 15 perangkat VTS TREKFish telah dipasang di setiap area pada daerah tersebut. Pemasangan ini bertujuan untuk memenuhi pendataan terkait pengembangan sistem restocking (penebaran benih) ke alam.
Baca juga: IPB University: Kolaborasi kunci penyusun revisi RPP Rajungan
Nelayan dengan perahu yang dilengkapi VTS akan mengetahui di mana nelayan menangkap rajungan. Teknologi ini dapat membantu nelayan untuk melihat rekam jejak mereka, seperti ke mana mereka pergi, ke mana mereka menangkap, dan ukuran ikan.
Dia mencontohkan di lokasi tertentu itu mereka banyak menangkap ikan, serta berkumpul di waktu-waktu tertentu.
Kegiatan pemasangan di Rembang, Jateng pada Kamis (7/10) dihadiri oleh Dinas Kelautan Perikanan Rembang dan Penyuluh Perikanan serta Pencacah APRI di Gedongmulyo.
Untuk pemasangan di Desa Pagagan, Pamekasan, Madura, Jatim, Jumat (8/10) dihadiri oleh Nelayan Capit Biru dan pemilik UPI, peneliti dari Magister Sains IPB University, Co-Management dan Pencacah APRI.
Sedangkan pemasangan di Pangkep, Sulsel, Sabtu (9/10) dilakukan bersama nelayan setempat dan didampingi oleh Pencacah APRI.
Secara teknis VTS ini akan mengirimkan data setiap jam berupa GPS dengan sinyal telepon seluler dan memanfaatkan teknologi solar panel dalam pengisian daya.
Ketiga wilayah yang menerima TREKFish tersebut, kata Hawis, nantinya akan dipantau dan dikumpulkan datanya dalam pemenuhan indikator Proyek Peningkatan Perikanan.
Co-Management APRI dan enumerator APRI akan siap membantu menggunakan VTS ini.
Baca juga: APRI dukung pembentukan komite pengelolaan rajungan Jatim
Baca juga: Konservasi rajungan Indonesia melalui GTK5
Salah satu nelayan pengguna VTS TREKFish di Sumenep Suparman mengatakan bahwa keberadaan teknologi ini dan kehadiran APRI cukup membantu para nelayan rajungan setempat.
Ia menambahkan alat ini tidak hanya mampu memberikan informasi terkait data perjalanan nelayan menangkap rajungan, tetapi juga dapat digunakan sebagai data bubu (alat tangkap) yang telah ditebar dan hilang.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021