Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi XI DPR Arief Budimanta menilai bahwa saat ini Indonesia terbelenggu oleh lima hambatan sehingga belum masuk dalam peringkat layak investasi (investment grade).
"Indonesia akan dapat mencapai rating layak investasi apabila pemerintah pada tahun ini dapat membebaskan Indonesia dari lima hambatan utama," kata Arif Budimanta di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan, lima hambatan dimaksud adalah pasokan energi, ketersediaan infrastruktur, inefisiensi birokrasi, korupsi dan penegakan hukum.
Lima hambatan utama itu juga memiliki korelasi terhadap pengendalian stabilitas harga/Inflasi. Berbagai hambatan itu harus ditangani agar realisasi inflasi sesuai dengan target APBN 2011 sebesar 5,3 persen.
"Karena lima faktor hambatan tersebut terkait langsung dengan sistem dan mekanisme produksi, pasokan dan distribusi dari barang-barang atau komoditi yang dipantau harganya oleh pemerintah," katanya.
Menurut dia, jika pasokan energi terjamin, infrastruktur prima, korupsi tidak ada, pelayanan birokrasi prima, dan penegakan hukum berkeadilan, maka bukan saja tingkat kelayakan investasi yang tercapai tetapi juga harga dapat dikendalikan dengan baik.
"Apabila hal ini tidak bisa disinergikan maka soal investment grade dan pengendalian stabilitas harga atau inflasi, hanya akan menjadi mimpi di siang bolong," katanya.
Tim Pengendali Inflasi, menurut Arief, harus bisa melakukan pengelolaan dan intervensi terhadap lima faktor yang menghambat kelancaran produksi, pasokan, dan distribusi.
"Tim Pengendali Inflasi harus bekerja out of the box, karena mengendalikan inflasi tidak cukup dengan hanya memantau harga tetapi juga harus bisa melakukan pengelolaan dan intervensi terhadap 5 faktor yang menghambat kelancaran produksi, pasokan dan distribusi," tegasnya.
(A039/S019/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011