Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyebutkan 24 TKI yang menjadi anak buah kapal Jepang selamat pascagempa dan tsunami di negeri itu Jumat (11/3).
Jumhur di Jakarta, Selasa, menyebutkan tujuh orang dari 24 anak buah kapal (ABK) itu bekerja di kapal motor Shinko Maru 78, delapan orang di Yamato Maru 36, dan sembilan orang di TBI Jaya.
Ia mendapatkan informasi dari Kedutaan Besar RI di Tokyo bahwa ke-tujuh ABK Shinko Maru adalah Askurulloh (26) asal Tegal, Hasanudi (25) dari Cirebon, Hodir (29) asal Brebes, Sutoyo (29) dari Pemalang, Tatang (27) asal Majalengka, Sunardi (30) dari Pati, dan Basril Effendy (27) dari Padang.
Sedangkan delapan ABK Yamato Maru yang dinyatakan selamat yaitu Ichwan Rosyadi, Safrudin, Moh Ali, Maulfi Shodiq Hasan, Hendra Cipta, Hendar Sunandar, Suprayitno, serta Hendri.
Sementara sembilan ABK TBI yang selamat adalah Maxir Kokomure, Bahagia Ginting, Yulis Mamaghe, Siaga Elias, Hubertus Tanniels, Yohanes Marbun Borhat Saolan, Doni Siagian, Frederico Cabreira Serveira, dan Sidik Pramono.
"Para ABK yang dinyatakan selamat itu saat gempa terjadi berada di sekitar Sendai, ibu kota prefektur Miyagi, yang menjadi pusat gempa di Jepang," kata Jumhur.
Ia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terus melakukan komunikasi terhadap TKI yang dinyatakan selamat sekaligus memfasilitasi kemungkinan segera dipulangkan ke Tanah Air atau menunggu perkembangan di Jepang.
Sementara itu menyangkut nasib WNI/TKI yang berada di sekitar ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima, Jumhur menyebutkan, sebanyak 103 WNI/TKI dari Sendai dan Fukushima, Selasa (15/3) pagi telah dievakuasi ke Jakarta dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 885.
Turut dalam evakuasi itu lima orang ABK dari Iwate, katanya.
"Namun di antara mereka tidak terdapat seorang pun perawat (nurse) maupun pengasuh jompo (careworkers) yang ditempatkan BNP2TKI di Jepang dalam kerangka kerja sama antara Pemerintah Jepang dan Indonesia (G to G)," katanya.
Mengenai nasib WNI/TKI di Prefektur Ibaraki, lanjut Jumhur, sesuai laporan dari Ibaraki Perfecture International Affairs Division, hingga saat ini tidak ada laporan adanya WNI/TKI korban atau menderita luka. (*)
(T.B009/Z003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011