Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pembangunan Stasiun Manggarai Baru dilakukan untuk memberikan layanan transportasi kereta api yang lebih baik kepada masyarakat.
Dalam Diskusi Publik bertema “Stasiun Manggarai, Tonggak Pelayanan Baru” yang diselenggarakan secara daring, Rabu (3/11), Menhub mengatakan saat ini pemerintah tengah membangun kawasan terpadu di beberapa titik simpul transportasi Jakarta, salah satunya adalah Stasiun Manggarai.
“Stasiun Manggarai kini melayani lebih dari 50 persen dari total seluruh perjalanan KRL Jabodetabek yang berjumlah 994 perjalanan setiap hari. Di masa pandemi saja, volume penumpang transit di Stasiun Manggarai mencapai 30.000 orang per hari,” kata Budi Karya dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Menhub mengungkapkan, Stasiun Manggarai ke depannya akan menjadi stasiun sentral yang nantinya diintegrasikan dengan pengembangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Tujuannya adalah agar pergerakan masyarakat lebih efektif dan efisien.
“Pengembangan Stasiun Manggarai Baru masih terus kita lakukan, namun kini dapat kita lihat bagaimana megahnya Stasiun Manggarai, menyamai stasiun yang ada di kota-kota besar di dunia,” ujarnya.
Saat ini, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian tengah membangun Stasiun Manggarai Baru yang merupakan bagian dari Proyek Double-Double Track (jalur dwi ganda) Manggarai – Cikarang, yang terbagi dalam beberapa paket pekerjaan.
Sejumlah paket pekerjaan yang sudah selesai antara lain Stasiun Jatinegara, Stasiun Depo Cipinang, dan sisi barat jalur baru elevated Stasiun Manggarai -Jatinegara-Cipinang.
“Saat ini penyelesaian proyek DDT masih terus berjalan di tengah pandemi yakni: pembangunan Stasiun Manggarai sisi timur. Stasiun Bekasi, Underpass Cibitung, dan beberapa paket pekerjaan lainnya,” kata Menhub.
Ia berharap dengan selesainya proyek DDT Manggarai-Cikarang, dapat memberikan manfaat mengurangi keterlambatan perjalanan kereta api, meningkatkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api, memperpendek waktu tempuh perjalanan, dan manfaat positif lainnya.
Selain itu, kehadirannya diharapkan dapat mengurangi permasalahan transportasi perkotaan seperti, kemacetan dan polusi udara, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilih menggunakan transportasi publik.
“Ini menjadi standar baru bagaimana kita membangun perkeretaapian kedepan, untuk menyediakan transportasi massal yang mudah diakses, terjangkau, dan ramah lingkungan,” katanya.
Sebagai informasi, di wilayah Jabodetabek, jumlah penumpang kereta commuter line (KRL) kian bertambah. Bahkan 2019 lalu jumlah penumpang dapat mencapai 1,2 juta penumpang per hari.
Hal ini menandakan bahwa moda kereta api menjadi salah satu kebutuhan penting dalam mobilitas masyarakat.
Turut hadir dalam diskusi ini Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Kadishub Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo, Dirut PT KCI Roppiq Lutzfi Azhar dan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio.
Baca juga: Menhub tinjau pengoperasian jalur layang Stasiun Manggarai
Baca juga: Tinjau DDT, Menhub sebut Jabodetabek bakal punya 4 stasiun besar baru
Baca juga: Utamakan keselamatan, Menhub: Kecelakaan LRT pelajaran yang mahal
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021