Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan Sistem Tata Kelola Air Mikro yang bisa mengelola air di lahan gambut guna mengoptimalkan budidaya padi pada lahan marjinal tersebut.

Menurut Kepala BRGM Hartono, sistem ini tata kelola air tersebut sangat penting mengingat keberadaan air di lahan gambut sangat dipengaruhi oleh air hujan serta pasang surut air laut.

"Kita memperkenalkan tata kelola air mikro, intinya bagaimana sawah-sawah yang sudah ada ini bisa diatur ketinggian airnya, sehingga budidaya padi itu bisa berjalan optimal,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Salah satu lahan budidaya padi gambut yang dijadikan pengenalan sistem tata kelola air mikro oleh BRGM yakni di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Program revitalisasi gambut untuk ketahanan pangan dengan mengembangkan budidaya padi di Talio Hulu dikelola oleh 6 kelompok tani dengan lahan seluas 253,5 hektare.

Baca juga: Dukung program ketahanan pangan BRGM budi dayakan padi di Kalteng

Sebelum ada tata kelola air mikro, lanjutnya, lahan pertanian gambut biasanya akan kebanjiran saat hujan deras dan kesulitan air ketika musim kemarau tiba.

“Tata kelola air mikro ini sangat membantu para petani. Namun karena ini pertama, saya kira teman-teman petani perlu membiasakan diri dengan sistem yang baru. Selain itu, hal ini juga tidak bisa dikerjakan orang per orang jadi harus kelompok, kekompakan dan kedisiplinan itulah yang menjadi kunci pengembangan pertanian di lahan gambut,” katanya.

Hasil panen padi lahan gambut dengan sistem tata kelola air mikro yang mulai diterapkan pada musim tanam padi sawah April-September (Asep) di Desa Talio Hulu tersebut rata-rata mencapai 6,6 ton per hektare.

"Mungkin kalau masyarakat sudah semakin terbiasa dan input teknologi terus kita kembangkan, tidak menutup kemungkinan juga bisa melampaui dari 7 ton per hektare,” ujarnya.

Koordinator Poktan Karya Abadi Talio Hulu Wagino menambahkan adanya sistem tata kelola air mikro ini selain meningkatkan hasil panen juga dapat mengurangi terjadinya banjir di lahan pertanian dan perumahan.

Selain itu, adanya sistem pengelolaan air di lahan gambut yang baik ini juga bisa menjaga kelembaban gambut serta mengurangi potensi terjadinya kebakaran di lahan gambut, terutama di Talio Hulu, Kalteng.

Baca juga: BRGM gelar sekolah lapang masyarakat percepat rehabilitasi mangrove

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021