“Semangat untuk menggapai negeri sakura itu kami hayati sebagai perwujudan kecintaan kami terhadap tanah air Indonesia.” ungkap seorang mahasiswa delegasi Institut Pertanian Bogor (IPB) menuju Annual Meeting of Science and Technology Studies (AMSTECS) 2011 dalam siaran persnya kepada ANTARANews di Jakarta, Selasa.
Mahasiswa IPB yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti International Paper Presentation itu semuanya berjumlah 20 tim. Dua tim diantaranya yakni tim pertama yang beranggotakan Dini Gustiningsih dan Desty Dwi Sulistyowati serta tim kedua yang beranggotakan Dyah Raysa Laksitoresmi dan Murdiati Suedarno Soewarno sebelumnya telah berlaga di Negeri Brundenburger Tor, Jerman, dalam acara sejenis yang bertajuk Renews 2010.
AMSTECS yang akan diselenggarakan pada 19-20 Maret 2011 di Tokyo Institute of Technology ini merupakan acara tahunan yang diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang bekerja sama dengan berbagai institusi dalam dan luar negeri, khususnya Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia.
Konferensi ini bertujuan untuk menjembatani adanya suatu transfer ilmu yang nyata dari cendekiawan Indonesia yang berada di luar negeri. Kegiatan ini memberikan banyak kesempatan positif bagi talenta muda Indonesia untuk terus berkontribusi dalam perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
Pembahasan konferensi ini dibagi menjadi enam bidang antara lain: Agriculture and Food Security Life Science, Health and Medicine Technology, New and Renewable Energy and Energy Saving Technology,Technology and Management of Transportation, Information and Communication Technology, Advanced Material Science.
Perwakilan delegasi IPB dari bidang energi baru dan energi terbarukan serta teknologi penghematan energi teknologi salah satunya terdiri dari Dini Gustiningsih dan Desty Dwi Sulistyowati dengan paper kelompok yang berjudul “Kemiri Sunan, (Reutalis trisperma), as an Eco-Friendly Environment Plant and Alternative Biofuel.”
Paper ini mengangkat potensi luar biasa yang dimiliki kemiri sunan untuk dijadikan sebagai alternatif biodiesel. Jika dibandingkan dengan jarak pagar, produktivitas kemiri sunan dapat mencapai 3 kali lipat atau sekitar 10 ton per hektar.
Tingginya produktivitas itu karena kemiri sunan berbentuk pohon yang memiliki banyak cabang dan ranting sehingga potensi keluarnya buah di setiap cabang dan ranting lebih banyak, selain itu bentuknya yang berupa pohon yang memiliki tajuk yang rindang dan akar yang kuat dapat pula berfungsi sebagai pencegah erosi”, ungkap Dini.
Selain itu paper individu Dini Gustiningsih yang berjudul “ Tempe-based Saga (Adenantera pavonina) and Sword Koro (Canavalia ensiformis) as an Alternative Food Solution from Soybean Tempe” juga lolos seleksi penyaringan paper dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan sehingga berkesempatan pula untuk dipresentasikan pada AMSTECS 2011.
Tempe berbahan dasar dari buah saga pohon dan koro pedang ini berpotensi untuk mensubstitusi tempe berbahan dasar kedelai. Diversifikasi pangan ini dapat menjadi solusi alternatif dari terjebaknya impor kedelai Indonesia yang pada tahun 2008 mencapai 5,95 triliun rupiah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Senada dengan Dini dan Desty, tim kedua yang beranggotakan Murdiati dan Dyah Raysa Laksitoresmi juga mengikuti kegiatan RENEWS 2010. Dyah berhasil meraih penghargaan the best presenter kategori undergraduate dengan judul paper “Bioethanol Made From Seaweed with Carboxymethylcellulose (CMC) Thickening Agent as Alternative Household Cooking Fuel“.
Pada AMSTECS 2011 ini Murdiati dan Dyah akan membawakan karya tulis dengan judul “Bioethanol Gel from Seaweed Industrial Waste with Acrylic Acid Thickening Agent As Alternative Household Cooking Fuel.”
Paper ini mengangkat tema serupa dengan paper yang dikompetisikan di Jerman beberapa waktu lalu, yaitu optimalisasi limbah industri rumput laut sebagai bahan baku dalam pembuatan gel bioetanol. Perbaikan metode dilakukan dengan mengganti bahan pengental menjadi asam akrilat yang dinilai memiliki efektivitas dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan bahan pengental lainnya. Gel bioetanol berbahan dasar limbah industri rumput laut ini dapat digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga masa depan yang aman dan murah.
Sejak dari konferensi RENEWS 2010 hingga menuju konferensi AMSTECS 2011 tim IPB mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional melalui program beasiswa unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kemendiknas.
Program beasiswa unggulan Kemendiknas memiliki visi melahirkan insan terbaik bangsa yang memiliki pamahaman kebangsaan secara komprehensif, integritas dan krebidiitas yang tinggi, berkepribadian unggul, moderat, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara. Dengan adanya program beasiswa unggulan ini membuka peluang bagi putra-putri Indonesia untuk terus berprestasi dan mewujudkan kontribusinya terhadap Indonesia
(yud)
Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011