Wina (ANTARA News) - Jepang secara resmi meminta badan pengawas atom PBB mengirim tim ahi untuk membantu menangani krisis nuklir saat ini, kata ketua Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano, Senin.

"Hari ini, pemerintah Jepang meminta badan itu untuk menyediakan tim ahli. Kami sedang membahas rincian tentang hal itu dengan Jepang," kata Amano kepada negara-negara anggota IAEA dalam penjelasan teknis tertutup di markas badan pengawas atom PBB itu di Wina, demikianAFP melaporkan.

Tak lama setelah gempa dahsyat mengguncang Jepang pada Jumat yang merusak pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, yang terletak 250 kilometer sebelah timurlaut Tokyo, IAEA secara resmi menawarkan bantuan kepada Jepang.

Amano menyebut gempa berkekuatan 8,9 skala Richter itu sebagai salah satu bencana alam terbesar pada zaman modern dan kejadian-kejadian dalam beberapa hari terakhir ini "sungguh tidak terduga-duga".

"Prasarana modern sebuah negara sangat maju dihantam kekuatan alam yang menghancurkan. Saya menyampaikan bela-sungkawa terdalam kepada rakyat dan pemerintah Jepang," kata ketua IAEA yang kelahiran Jepang itu.

Pusat tenaga nuklir besar Fukushima rusak akibat gempa itu, dan dua ledakan terjadi di dua unit reaktor di sana.

"Namun, tempat-tempat reaktor bertahan dan pelepasan radioaktif terbatas," kata Amano menekankan.

Sebelumnya, IAEA mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan, pemerintah Jepang melaporkan bahwa Fukushima Daiichi Unit 2 "mengalami penurunan tingkat pendinginan di inti reaktor".

Para pejabat mulai menyuntikkan air laut ke dalam reaktor itu untuk menjaga tingkat pendinginan inti reaktor, katanya.

Penyuntikan air laut ke dalam Unit 1 dan 3 terganggu Minggu karena kurangnya persediaan di tandon air laut, namun penyuntikan telah pulih di kedua unit itu.

Amano mengatakan, mulai Selasa IAEA akan memberikan penjelasan teknis setiap hari kepada negara-negara anggota dan media pada pukul 15.00 (pukul 21.00 WIB).

Ribuan orang tewas dan ribuan lain masih dilaporkan hilang setelah tsunami yang menyertai gempa dahsyat itu, yang kata Badan Gempa AS memiliki kekuatan 8,9 skala Richter, gempa terkuat dalam sejarah Jepang. Lebih dari 10.000 orang diyakini tewas dalam bencana itu. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011