Bogor (ANTARA News) - Kapolres Bogor AKBP Dadang Raharja mengatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan tujuh orang saksi dari Jemaah Ahmadiyah terkait peristiwa penyerangan di Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Ada tujuh orang dari Jemaah Ahmadiyah yang sudah kita mintai keterangan, saat ini kita masih melakukan penyelidikan," katanya saat dihubungi, Sabtu.
Ia mengatakan, ke tujuh jemaah Ahmadiyah yang diperiksa tersebut merupakan warga yang rumahnya di jadikan sasaran pelemparan dan yang mengikuti Sholat Jumat.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, warga Ahmadiyah mengaku hanya ingin melakukan Sholat Jumat berjamaah, bukan untuk melakukan ibadah lainnya.
Sholat Jumat digelar di rumah salah seorang Jemaah Ahmadiyah, melihat aktivitas tersebut, masyarakat setempat menilai ada aktivitas sehingga langsung melakukan pelemparan.
Kapolres mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan terkait pelemparan yang mengenai empat rumah warga.
Ia mengatakan, penyelesaian kasus Ahmadiyah bukan dilakukan dengan kekerasan tapi dengan cara persuasif.
Dikatakanya, situasi di lokasi Kampung Ciaruteun sudah kondusif, rencananya besok personil Polres Bogor akan ditarik sebagian karena sudah dinilai aman.
Kata Kapolres, aksi pelemparan tersebut membawa hikmah. Setelah digelar pertamuan dengan masyarakat, pejabat Muspika dan Polsek setempat, beberapa warga Ahmadiyah menyatakan dua kalimat sahadat dihadapan para tamu.
"Rencana besok juga ada dua orang lagi yang menyatakan masuk Islam," katanya.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Camat Cibungbulang, Setyawan yang mengatakan, dua Jemaah Ahmadiyah menyatakan kembali ke Islam.
"Ada dua orang, satu orang warga Kampung Ciaruteun dan satu orang warga Kampung Layung Sari. Keduanya menyatakan kembali ke Islam membawa dua kalimat sahadat disaksikan oleh MUI Kecamatan, tokoh masyarakat, jajaran Muspika, Danramil dan Polsek," katanya.
Dikatakanya, sebulan yang lalu tokoh masyarakat, MUI, Muspika dan JAI melakukan musyawarah dan sepakat untuk mengingatkan Ahmadiyah tidak melakukan sholat Jumat di rumah.
"Jadi kemarin mereka sudah melanggar kesepakatan tersebut, makanya warga bertindak. Tapi sekarang situasi sudah kondusif, mereka sudah ada yang sadar, dan sekarang sudah ada yang menyatakan kembali ke Islam," katanya.
(KR-LR/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011