Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang merosot pada perdagangan sesi pagi Selasa, setelah mencapai level tertinggi sebulan di sesi sebelumnya, karena investor bersiap untuk jadwal Federal Reserve AS mengurangi langkah-langkah stimulus pada pertemuannya minggu ini.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terpangkas 0,28 persen menjadi diperdagangkan di 29.563,37 poin, sehari setelah membukukan kenaikan harian terbesar sejak Juni menyusul kemenangan pemilu yang solid oleh koalisi berkuasa Perdana Menteri Fumio Kishida. Indeks Topix yang lebih luas turun 0,62 persen pada 2.032,15 poin.
"Pasar melihat apa yang akan dilakukan Federal Reserve dengan tapering-nya," kata Yuya Fukue, seorang pedagang di Rheos Capital Works.
"Sementara November cenderung menjadi bulan yang baik untuk saham, pasar saham bisa rentan jika laju pengurangan pembelian aset Fed akan lebih cepat dari yang diharapkan."
The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada Rabu (3/11/2021) ketika pasar Jepang akan ditutup untuk hari libur umum.
Menjelang acara tersebut, hasil perolehan laba perusahaan domestik juga terus membebani pasar.
Pola Orbis anjlok 8,8 persen setelah pembuat kosmetik itu melaporkan hasil kuartalan yang mengecewakan.
Pembuat kapal Hitachi Zosen kehilangan 6,7 persen, sementara pembuat obat Kyowa Kirin anjlok 6,3 persen juga karena hasil laba yang mengecewakan.
Di sisi lain, TDK Corp melonjak 8,9 persen, sementara Kyocera naik 5,5 persen setelah pembuat suku cadang elektronik itu melaporkan hasil yang cerah.
Dexerials naik pada batas harian 21,4 persen, setelah pembuat bahan optik dan elektronik itu membukukan keuntungan yang kuat, dan mengumumkan kenaikan dividen serta rencana pembelian kembali saham.
Laporan keuangan perusahaan lainnya yang dijadwalkan pada Selasa, termasuk Nippon Steel, Mitsubishi Chemical dan Mitsui & Co.
Baca juga: IHSG diprediksi menguat seiring meningkatnya kegiatan manufaktur
Baca juga: Wall Street catat rekor penutupan tertinggi, fokus pada pertemuan Fed
Baca juga: Saham China dibuka melemah, memperpanjang kerugian sesi sebelumnya
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021