Tripoli (ANTARA News) - Libya Jumat memutuskan untuk membekukan hubungan diplomatik dengan Prancis, kata Menteri Luar Negeri Khaled Kaaim pada satu konferensi pers.

Pemerintah Libya telah mengecam apa yang mereka katakan sebagai keputusan "tidak sah" Prancis, Kamis, untuk mengakui pemberontak Libya, dan memperingatkan bahwa langkah Libya itu dapat meningkat ke pemutusan hubungan, demikian AFP melaporkan.

"Kami memutuskan hari ini untuk menangguhkan hubungan diplomatik kami dengan Prancis. Kami kemudian akan menunjuk sebuah negara untuk mewakili kepentingan kami di Prancis," jelas Kaaim. "Tujuan Prancis semata-mata untuk memecah-belah Libya."

Kaaim menilai pemberontak yang menyatakan diri sebagai dewan nasional itu tidak mewakili "apa-apa kecuali dirinya sendiri. Dewan itu tidak dipilih. Itu tidak mewakili wilayah-wilayah Libya, bahkan tidak di bagian timur negara ini (yang dikuasai pemberontak".

Mengenai "rahasia" yang kantor berita negara Libya JANA katakan akan menyebabkan jatuhnya Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang telah menjadi seorang tokoh yang benci pada pemerintah Libya, ia menegaskan Tripoli tidak ingin campurtangan dalam urusan Prancis.

Tapi ia tergelincir (mengatakan) bahwa "hanya pengadilan yang harus memulai penyelidikan mengenai sumber keuangan untuk kampanye pemilihan presiden Prancis". (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011