Menurut Marzuki Alie kepada pers di Gedung DPR di Jakarta, Jumat, berita di media itu juga tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya mengambil data dari sebuah situs yang bernama Wikileaks yangg rendah kredibilitasnya.
"Sangat disayangkan di negara yang mengaku demokratis, medianya tidak melakukan `check and balance` kepada pihak yang diberitakan.
Dengan demikian kredibiltas media tersebut juga patut dipertanyakan.
"The Age jelas tidak melakukan klarifikasi terhadap pihak-pihak yang diberitakan," ujar Marzuki.
Berita tersebut juga bersifat sangat tendensius dan oleh karenanya masyarakat Indonesia patut mempertanyakan ada motif apa di balik kebijakan pemberitaan itu.
"Jelas ada maksud politik yg sistematis untuk menggoyahkan stabilitas politik pemerintahan SBY," katanya.
Dia mengapresiasi sikap menteri luar negeri yang langsung memanggil duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia untuk memberikan klarifikasi. Langkah menlu yang memanggil dubes AS untuk klarifikasi sudah tepat.
"Apabila berita itu bersumber dari pihak mereka, maka pihak AS harus minta maaf. Dan yang terpenting masyarakat tidak boleh terpancing dengan isu-isu yg rancu seperti ini," katanya.
Dia juga menyarankan agar pemerintah mengambil langkah-langkah yang tepat terkait pemberitaan media tersebut. Kalau perlu diupayakan mengambil langkah hukum terhadap mereka karena tidak adanya upaya "cover both side" dari pihak mereka.
Dampak pemberitaan tersebut, menurut Marzuki, bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Upaya-upaya bangsa ini untuk berperan dalam segala kegiatan dunia bisa terpengaruh.
"Dampaknya `kan bisa saja pada sektor investasi. Ini harus diperjelas ada apa di balik ini semua," katanya. (S023/E001/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011