"Demokrat tidak ingin apa yang sudah di rancang, ditetapkan oleh legislatif sebagai kebijakan pemerintah diacak-acak oleh kelompok atau partai yang tidak ingin melihat SBY sukses membawa bangsa ini keluar dari krisis," kata Farhan Effendy di Jakarta Jumat.
Farhan menegaskan, BK sebagai ormas pendudukung SBY-Boediono membantah komentar sejumlah pengamat politik yang mengatakan, adanya ketidakharmonisan gaya komunikasi politik elite Partai Demokrat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait isu reshuffle (perombakan kabinet).
Dia mengatakan, Partai Demokrat dan para pendukungnya juga menyadari sepenuhnya bahwa reshuffle adalah sepenuhnya otoritas presiden. Disitulah justru kami betul-betul ingin menegakkan wibawa presiden dengan menjaga integritas serta hak dan kewenanganya.
"Kami para pendukung hanya berfungsi menjaga dan membentengi sang presiden dari anasir-anasir politik koalisi yang akan berbuata tidak baik," kata Farhan.
Menurut mantan aktivis mahaiswa 1998 itu, para pengamat politik harus memahami, justru inilah kehebatan model komunikasi yang dikembangkan oleh para pendukung SBY. "Masing-masing kita paham arena, paham fungsi, paham tugas serta paham makna kandungan pesan," katanya.
Lebih lanjut Farhan menerangkan, sejuah ini para pengamat hanya memberikan porsi komentar yang proporsional terhadap pemerintah karena faktanya tidak ada rezim yang sempurna. Dan semua adalah kritik otokritik yang konstruktif.(*)
(R009/K004)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011