Riyadh (ANTARA News) - Seorang pejabat Saudi mengatakan Jumat polisi menembak para demonstran untuk membela diri karena seseorang menembak petugas dari kerumunan, di saat kerajaan kaya minyak itu bersiap untuk menghadapi lebih banyak protes.
Pejabat pengadilan kerajaan yang minta tidak disebutkan jati dirinya mengatakan polisi menembak seorang pria bersenjata yang telah menyusup ke dalam protes Kamis malam dan menembaki pasukan keamanan, demikian AFP melaporkan.
Para saksi mata mengatakan tiga orang terluka ketika polisi menembak para demonstran Syiah di Provinsi Timur yang meminta pembebasan para tahanan.
"Petugas keamanan menembak dan melukai orang tersebut dan menangkapnya," kata petugas itu. Orang tersebut luka parah dan ditahan menunggu interogasi.
Insiden tersebut muncul ketika ketegangan memuncak menjelang recana "Hari Kemarahan" Jumat untuk memrotes reformasi politik dan ekonomi di kerajaan Islam konservatif itu, dimana Dewan Shura (konsultatif) sepenuhnya ditunjuk.
Kerusuhan telah meningkatkan kekhawatiran di luar negeri, bersamaan dengan itu Amerika Serikat mengatakan akan memonitor situasi di Arab Saudi dengan seksama.
"Kami tentu saja akan terus memonitor dengan seksama situasi khusus ini," kata Ben Rhodes, seorang penasehat kebijakan luar negeri senior untuk Presiden Barack Obama, Kamis.
"Apa yang telah kami katakan adalah bahwa kami akan mendukung seperangkat nilai-nilai universal di setiap negara di wilayah tersebut."
The Human Rights First Society (HRSF) Saudi Arabia dengan keras mengutuk penembakan polisi di Provinsi Timur, yang memiliki konsentrasi terbesar kaum Syiah dibanding bagian manapun di negara yang mayoritas kaum Muslim Sunni itu.
"HRSF mengutuk, dengan kalimat paling keras dan jelas, penggunaan setiap jenis kekerasan untuk membubarkan demonstran, khususnya ketika peluru sungguhan digunakan tadi malam terhadap para demonstran di Qatif," katanya dalam pernyataan.
Badan HAM tersebut mengatakan polisi menggunakan "kekuatan yang patut disesalkan" terhadap demonstrasi damai, melukai "beberapa orang". Badan itu meminta kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional untuk mengecam kekerasan tersebut.
"Kami meminta Wali Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdulaziz dan pemerintah Saudi untuk menahan diri dalam menghadapi para demonstran hari ini," katanya, menunjuk pada protes yang direncanakan sesudah sembayang Jumat.
"Kami minta agar semua kekuatan polisi dijauhkan dari jalanan atau dinetralisir sama sekali, dan jika pemerintah tetap menginginkan keberadaaannya maka mereka harus dilucuti dari semua jenis senjata."
Pengamanan telah ditingkatkan di Riyadh menjelang demonstrasi dan kementerian dalam negeri telah mengatakan pemerintah tidak akan menoleransi hasutan jalanan apapun juga di negara kerajaan tersebut, dimana semua jenis protes ilegal. (ANT/K004)
Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011