Pada Agustus dan September, Jawa Tengah mengalami deflasi. Pada Oktober, perkembangan harga lebih terasa
Semarang (ANTARA) - Provinsi Jawa Tengah pada Oktober 2021 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen setelah dua bulan berturut-turut sebelumnya mengalami deflasi.
"Pada Agustus dan September, Jawa Tengah mengalami deflasi. Pada Oktober, perkembangan harga lebih terasa," kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Jateng, Senin.
Pada Agustus dan September 2021, Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar -0,01 dan -0,10 persen.
Adapun kenaikan harga sejumlah komoditas yang memicu inflasi pada Oktober 2021, kata Sentot, antara lain cabai merah dan cabai rawit.
"Sempat terjadi kelangkaan pasokan cabai karena bersamaan dengan saat musim tanam," katanya.
Selain cabai, kata dia, kenaikan harga tiket pesawat terbang serta rokok kretek filter juga memicu terjadinya inflasi.
Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi, lanjut dia, antara lain telur ayam, tomat, mobil, serta emas perhiasan.
"Pembebasan PPnBM berpengaruh terhadap harga mobil," tambahnya.
Sementara dari enam kota di Jawa Tengah, yang menjadi wilayah survei perhitungan indeks harga konsumen (IHK), kata dia, seluruhnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal yang mencapai 0,45 persen, sedangkan terendah di Kabupaten Kudus sebesar 0,14 persen.
Baca juga: BPS catat inflasi 0,12 persen pada Oktober 2021
Baca juga: Perekonomian Jateng di semester II 2021 tumbuh 5,66 persen
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021