rencananya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi  (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar  akan menghadiri dan meluncurkan program "smart village" tersebut

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemrov Sulteng) meluncurkan program desa pintar (smart village) yang bertujuan mengeluarkan desa dari ketertinggalan melalui pengembangan potensi ekonomi yang terdapat di dalamnya.

"Target kita 1.000 desa di Sulteng tersentuh dengan program 'smart village'," kata Tenaga Ahli Gubernur Sulteng Ridha Saleh, di Palu, Senin.

Baca juga: Presiden Jokowi optimistis angka kemiskinan capai satu digit

Pemprov Sulteng segera meluncurkan program tersebut yang dimulai di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi pada Kamis (4/11).

M Ridha Saleh mengatakan rencananya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar akan menghadiri dan meluncurkan program "smart village" tersebut.

"Untuk optimalisasi program tersebut, Pemprov Sulteng menggandeng atau membangun kerjasama dengan Kemendes-PDTT," ujar Ridha Saleh.

Baca juga: Bupati-Ketua DPRD Jember temui Mendes PDTT terkait "smart village"

Ridha Saleh menjelaskan lewat program tersebut, 1.000 desa yang ditargetkan oleh Pemprov Sulteng akan memberikan pelayanan berbasis digital kepada masyarakat. Tidak hanya itu, program tersebut juga akan mempercepat pembangunan perdesaan, meliputi pembangunan infrastruktur, pangan, dan ekonomi.

Saat ini Pemprov Sulteng terus memantapkan konsep program tersebut dengan melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, diantaranya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD).

Berkaitan dengan itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sulteng Faisal Mang menyampaikan "smart village" salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perdesaan.

Baca juga: Kemendes: Smart village kunci mempercepat pembangunan desa

"Lewat visi dan misi Gubernur Rusdy Mastura bahwa desa perlu peningkatan sarana berupa jaringan internet sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi dan perkembangan semua teknologi," sebutnya,

Dengan program itu, kata dia, masyarakat perdesaan dapat mengakses dan mengetahui tentang teknologi untuk mengembangkan sektor pertanian. Dengan begitu, ketertinggalan masyarakat di perdesaan dapat diminimalisir secara perlahan-lahan.

"Seluruh OPD teknis dapat mendukung seluruh kegiatan tersebut, termasuk dalam persiapan pelaksanaan peluncuran 'smart village' sehingga dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Batang Agung Wisnu Barata sedang mengamati anjungan smart village (Desa pintar), di Batang, Jumat (13/8/2021). ANTARA/Kutnadi

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021