Ini aplikasi mandiri yang memungkinkan petugas untuk mengatur dan membatasi durasi kunjungan ke MalioboroYogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengaktifkan kembali pencatatan dan pengaturan kunjungan wisatawan ke kawasan Malioboro mulai pekan ini, yaitu menggunakan aplikasi Sugeng Rawuh.
“Mulai pekan ini, Sugeng Rawuh akan digunakan. Ini aplikasi mandiri yang memungkinkan petugas untuk mengatur dan membatasi durasi kunjungan ke Malioboro,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, penggunaan aplikasi tersebut dilakukan sebagai jawaban atas “membludaknya” wisatawan yang berkunjung ke kawasan Malioboro pada akhir pekan lalu.
Dengan aplikasi tersebut, maka durasi kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro akan dibatasi menjadi maksimal dua jam dan maksimal tiga jam untuk parkir kendaraan wisatawan di tempat khusus parkir (TKP) yang sudah disediakan.
Penggunaan aplikasi tersebut, lanjutnya, dibutuhkan karena sampai saat ini Malioboro belum memperoleh QR Code yang terhubung dengan aplkasi PeduliLindungi.
“Aplikasi PeduliLindungi juga tidak bisa memberikan pembatasan kunjungan maksimal dua jam selama di Malioboro. Makanya, kami menggunakan aplikasi sendiri,” katanya.
Baca juga: Yogyakarta siapkan aplikasi Sugeng Rawuh untuk wisatawan Malioboro
Ia pun berharap, penggunaan aplikasi tersebut dapat melengkapi kebijakan “one gate system” untuk pengaturan arus bus pariwisata di Kota Yogyakarta yang sudah dilakukan sejak dua pekan lalu.
Setiap bus pariwisata, baik bus berukuran besar, sedang, dan kecil, diwajibkan masuk ke Terminal Giwangan untuk melakukan skrining kesehatan untuk wisatawan dengan menunjukkan sertifikat vaksinasi yang berada di aplikasi PeduliLindungi.
Bus yang lolos skrining akan mendapat stiker dan kartu parkir di TKP yang sudah ditetapkan. Bus tanpa stiker dan kartu parkir dipastikan tidak bisa mengakses TKP wisata di Kota Yogyakarta.
“Ada oknum yang mengakali aturan dengan menurunkan wisatawan dan kemudian menjemputnya mereka kembali. Memang dibutuhkan solusi untuk permasalahan ini,” katanya.
Untuk sementara, Heroe menyebut, akan mengintensifkan patroli dari tim gabungan antara Satpol PP Kota Yogyakarta, TNI dan kepolisian di lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi penumpukan dan kerumunan wisatawan.
Baca juga: PJU Malioboro kembali dinyalakan dengan pengawasan aktivitas wisatawan
“Kami upayakan tidak ada kerumunan terlebih dulu. Jika ada rombongan liar seperti itu, memang menjadi risiko Yogyakarta sebagai tujuan wisata yang terbuka. Kami pasti bisa menyelesaikan kendala tersebut,” katanya.
Salah satu potensi kerumunan yang akan menjadi fokus pengawasan adalah di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, terlabih pagar pembatasas di pedestrian sisi timur sudah dibuka.
“Sudah ada kesepakatan bahwa di lokasi tersebut akan ada tim patroli yang rutin melakukan pemantauan dan mengingatkan wisatawan untuk tidak berkerumun,” katanya.
Ia berharap, upaya mewujudkan wisata yang sehat untuk menggerakan roda perekonomian mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk wisatawan yang datang dengan memastikan sudah divaksin, dalam kondisi sehat dan patuh menjalankan protokol kesehatan.
Baca juga: Ganjil-genap kendaraan di kawasan Malioboro diterapkan tentatif
Baca juga: Yogyakarta siapkan aturan baru berwisata di Malioboro
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021