Tripoli (ANTARA News) - Pasukan keamanan Libya Kamis membebaskan wartawan Brazil yang ditahan sejak 2 Maret lalu, tapi menahan seorang wartawan Irak pemenang-penghargaan yang bekerja pada sebuah surat kabar Inggris, majikan mereka mengatakan.
Andrei Netto, 34, telah berada di kediaman duta besar Brazil menunggu untuk meninggalkan Libya ke Prancis setelah ditahan selama delapan hari di Sabrantha, kota 70 kilometer di barat Tripoli, kata harian Estado de Sao Paulo, Brazil, demikian AFP melaporkan.
Surat kabar itu mengatakan Netto -- wartawan yang bermarkas di Paris yang masuk Libya melalui Tunisia pada 19 Februari lalu dan penahanannya diumumkan sebelumnya Kamis, "dalam keadaan sehat".
Jaringan televisi GloboNews Brazil mengatakan Netto dihantam dengan ujung senjata dan dikerudungi oleh empat pria ketika ia berusaha untuk mendapatkan ijin dari para pejabat Libya untuk tinggal di negara itu.
Ia ditahan di sel di markas militer dan permintaanya berulang untuk menghubungi duta besar Brazil telah ditolak.
Presiden Brazil Dilma Rousseff telah memerintahkan pemerintahnya untuk melakukan "langkah-langkah mendesak agar supaya Netto dibebaskan setelah surat kabar itu memastikan penangkapannya.
Estado de Sao Paulo tidak memiliki informasi, bagaimanaoun, mengenai nasib wartawan harian Guardian Inggris, Gaith Abdul-Ahad.
Kedua wartawan itu ditahan setelah meliput pertempuran di dan dekat Zawiyah, kota dekat Tripoli yang pasukan keamanan Libya berusaha putus dari media asing. Pasukan yang setia pada pemimpin Libya Muamar Gaddafi merebut kembali kota itu Rabu.
Guardian mengatakan, Kamis, di laman Internetnya bahwa kementerian luar negeri Libya akhirnya mengkonfirmasi bahwa Andul-Ahad ditahan.
Surat kabar itu segera mencari informasi mengenai tempat keberadaaanya selama beberapa hari setelah mereka kehilangan kontak langsung dengannya Ahad lalu.
Abdul-Ahad telah bekerja pada Guardian sejak 2004, melaporkan dari Somalia, Sudan, Irak dan Afghanistan, kata harian itu.
Ia memenangkan penghargaan wartawan asing British Press Award tahun itu, dan terdaftar lagi tahun ini.
Satu sumber yang mengetahui di Tripoli mengatakan pada AFP bahwa Abdul-Ahad ditangkap karena masuk negara itu secara tidak sah. Sumber itu tidak memberikan rincian mengenai kapan wartawan itu ditahan, di mana ia ditahan atau bagaimana kondisinya.
Pada Rabu, BBC melaporkan bahwa tiga wartawannya -- warga Inggris, Palestina dan Turki -- telah ditahan di sebuah pos pemeriksaan dekat Zawiyah. Mereka telah diperolok oleh pejabat keamanan Libya, dan wartawan Palestina dan Turki bahkan berulangkali dipukul. Ketiganya telah dibebaskan dan meninggalkan negara itu.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, menyatakan perlakuan pada tim BBC oleh orang-orang Gaddafi itu "dapat meningkat menjadi penganiayaan" menurut hukum internasional. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011