Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang mencapai level tertinggi satu bulan pada perdagangan Senin, didukung oleh ekspektasi pemerintah yang stabil dan lebih banyak stimulus fiskal setelah partai berkuasa Perdana Menteri Fumio Kishida mempertahankan mayoritas dalam pemilihan parlemen.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) melonjak 2,61 persen atau 754,39 poin, kenaikan terbesar dalam lebih dari empat bulan, menjadi ditutup di 29.647,08 poin, level tertinggi sejak akhir September. Indeks Topix yang lebih luas bertambah 2,18 persen atau 43,54 poin menjadi berakhir di 2.044,72 poin, merupakan level tertinggi satu bulan.
Partai Demokrat Liberal (LDP) Kishida yang konservatif mempertahankan mayoritasnya di majelis rendah yang kuat dalam pemilihan parlemen pada Minggu (31/10/2021) dan diperkirakan akan mengeluarkan anggaran tambahan untuk mendukung bisnis yang dihantam pandemi.
“Pasar terangkat oleh kejutan positif dari kemenangan mayoritas tunggal LDP dalam pemilihan umum. Investor sekarang lebih percaya dalam pemerintahan partai jangka panjang yang stabil,” kata Kentaro Hayashi, ahli strategi senior di Daiwa Securities.
Hasil pemilu menghilangkan lapisan ketidakpastian politik dan kebijakan bagi investor yang khawatir Kishida bisa mengikuti pendahulunya Yoshihide Suga sebagai perdana menteri jangka pendek lainnya.
Namun, mayoritas mutlak LDP dapat menarik perhatian kembali ke kebijakan "kapitalisme baru" Kishida yang dapat berarti beberapa pelunakan perubahan tata kelola perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Satu kekhawatiran khusus adalah rencana untuk menaikkan pajak capital gain, yang telah diusulkan Kishida dan kemudian diputar kembali, tetapi tidak sepenuhnya ditinggalkan. Janjinya untuk mengatasi ketidaksetaraan kekayaan juga telah memicu kekhawatiran investor.
"Hasil pemilu akan mendorong harga saham dalam jangka pendek dan, dengan meningkatkan suasana risk-on, itu bisa menjadi penarik bagi dolar/yen," kata Osamu Takashima, kepala strategi mata uang di Citigroup.
“Tetapi hasil jajak pendapat mendukung kebijakan distribusi kekayaannya sampai batas tertentu. Untuk pasar saham yang mengharapkan reformasi dan pertumbuhan, mereka mungkin sedikit mengecewakan.”
Kekecewaan itu berada di balik kinerja buruk saham Jepang bulan lalu, ketika Nikkei turun 2,2 persen, dibandingkan dengan kenaikan 6,9 persen di S&P500 AS.
Kishida mengatakan pada Minggu (31/10/2021) bahwa dia bertujuan untuk mengkompilasi anggaran tambahan pada akhir tahun untuk paket stimulus guna mendukung orang-orang yang terkena pandemi, seperti mereka yang kehilangan pekerjaan dan siswa yang kesulitan untuk membayar uang sekolah.
Sementara itu memberi investor beberapa bantuan jangka pendek, analis beralih ke keraguan atas apa yang akan diberikan Kishida.
"Sementara kami melihat hasil pemilu positif untuk pasar saham dalam waktu dekat, kami perlu mengawasi situasi politik lebih jauh," tulis analis di JP Morgan.
Investor asing, khususnya, telah melihat Taro Kono yang lebih reformis, saingan utamanya pada pemilihan kepemimpinan LDP pada September, sebagai hal yang lebih positif untuk saham.
Takuji Aida, kepala ekonom di Okasan Securities, mengatakan ada kesalahpahaman tentang kebijakan Kishida.
“Ada kesalahpahaman bahwa kebijakan distribusi kekayaan Kishida negatif untuk saham. Ini bertujuan untuk membangun kembali rumah tangga dengan pengeluaran fiskal, yang akan meningkatkan konsumsi dan pengembalian investasi yang diharapkan perusahaan.”
Dolar AS naik 0,1 persen menjadi 114,15 yen, mendekati level tertinggi empat tahun di 114,695 yang disentuh bulan lalu.
Pasar obligasi Jepang hampir tidak bereaksi terhadap hasil pemilu. Investor melihat peningkatan terbatas dalam penerbitan obligasi untuk membiayai stimulus yang akan datang karena pemerintah memiliki banyak uang tunai yang tidak terpakai dari paket sebelumnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun turun 0,5 basis poin menjadi 0,090 persen.
Baca juga: Saham Jepang melonjak setelah partai Kishida pertahankan mayoritas
Baca juga: Saham Jepang ditutup menguat, indeks Nikkei terkerek 0,25 persen
Baca juga: Saham Jepang ditutup melemah, prospek suram perusahaan picu aksi jual
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021