Kolombo (ANTARA News) - Sisa gerilyawan Macan Tamil Sri Lanka menjalani pelatihan militer di India dalam upaya menghidupkan lagi gerakan separatis mereka di dalam negeri, kata Perdana Menteri D.M. Jayaratne, Kamis.
Jayaratne mengatakan, sejumlah gerilyawan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) saat ini berada di kamp-kamp rahasia di negara bagian Tamil Nadu, India selatan, demikian AFP melaporkan.
"Kami memeproleh laporan intelijen mengenai tiga pusat pelatihan gelap yang dioperasikan oleh LTTE di Tamil Nadu," kata PM Sri Lanka itu dalam sebuah pernyataan Kamis.
Jayaratne mengatakan bahwa kelompok gerilya itu, yang dikalahkan oleh pasukan pemerintah Sri Lanka pada Mei 2009, berharap meluncurkan lagi perang puluhan tahun mereka untuk mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.
"Sasaran mereka selanjutnya adalah melancarkan serangan-serangan berskala kecil," kata Jayaratne. "Seluruh negeri harus siap menghadapi ancaman ini."
Pemerintah India segera menolak klaim Sri Lanka tersebut.
"Kami membantah tegas keberadaan kamp-kamp LTTE di India," kata juru bicara kementerian luar negeri Vishnu Prakash di Twitter.
"Kami mendesak Sri Lanka berhenti bereaksi atas laporan-laporan yang spekulatif dan tidak bisa dibenarkan," tambahnya.
Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran.
Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.
Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) juga telah mengakui bahwa Velupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah Sri Lanka.
Juga dinyatakan tewas dalam operasi final militer adalah dua deputi Prabhakaran -- pemimpin Macan Laut Kolonel Soosai dan kepala intelijen LTTE Pottu Amman.
Tokoh penting lain Macan Tamil yang juga tewas adalah putra Prabhakaran dan calon penggantinya, Charles Anthony (24), pemimpin sayap politik B. Nadesan dan pemimpin Sekretariat Perdamaian LTTE yang sudah tidak berfungsi lagi, S. Pulideevan.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah beberapa kali mendesak pemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total.
Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, juga menolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa Macan Tamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar dari daerah-daerah yang masih mereka kuasai.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.
Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.
PBB memperkirakan, lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik separatis Tamil setelah pemberontak Macan Tamil muncul pada 1972.
Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.
Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak. Mayoritas penduduk Sri Lanka adalah warga Sinhala. (M014/S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011