Langkah tersebut diambil setelah pertemuan para menteri pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Kamis guna mempertimbangkan pemberlakuan zona larangan terbang terhadap rezim Gaddafi.
Dengan pesawat yang dilengkapi radar canggih memantau wilayah udara Libya, kami akan mendapat gambaran lebih baik guna menambah informasi untuk diskusi yang akan dilakukan di Brussel hari ini," kata pejabat NATO yang tidak mau disebutkan namanya itu kepada AFP.
"Itu bukan langkah pendahulu atas pemberlakuan zona larangan terbang," kata pejabat itu.
Setelah keputusan yang sebelumnya diumumkan NATO, sedikitnya tiga pesawat sistem kendali dan peringatan udara (AWACS) -- yang merupakan hasil modifikasi dari Boeing 707s -- mulai melakukan pengintaian selama 24 jam sejak pukul 06.30 Kamis waktu setempat, menurut pejabat itu.
"Kini mereka memiliki jumlah pesawat yang cukup di Trapani, selatan Italia, yang akan melingkupi belahan dunia tersebut selama 24/7," kata pejabat itu.
"Pesawat AWACS tersebut menyediakan informasi tahap awal terutama tentang aktifitas udara, karena kami menggunakan laporan itu untuk penggunaan ruang udara," kata pejabat itu.
Namun ia menambahkan bahwa laporan media yang menyebutkan pengemboman oleh pesawat Gaddafi sepertinya cukup meyakinkan.
Pesawat-pesawat AWACS itu, diterbangkan dari pangkalan di Trapani, Italia, yang sebelumnya dioperasikan untuk upaya pengintaian anti terorisme NATO di Mediterania.(*)
(Uu.KR-PPT/M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011