Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar atau akrab di panggil Miing menyatakan melihat dinamika yang berkembang menjelang Kongres PSSI, ada yang lebih besar dari sekadar olahraga dan sepakbola, yakni kepentingan bangsa dan negara, yakni sesuai dengan tujuan awal didirikannya, PSSI harus bisa menjadi alat pemersatu kekuatan bangsa.

Miing mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, dan dia mengharapkan agar menghadapi Kongres PSSI akhir April 2010 agar jangan sampai semua pihak terjebak dalam kepentingan politiknya masing-masing.

"Kalau sampai terjadi terjebak kepentingan politik, maka ongkos sosialnya kan jadi lebih tinggi. Semua pihak harus bersikap untuk kepentingan yang lebih besar, yakni bangsa dan negara. Selain itu, tetap profesional dan independen," katanya.

Dengan demikian, katanya, kepentingan bangsa dan negara diharapkan menjadi hal utama dalam pelaksanaan Kongres Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), selanjunya kinerja lembaga PSSI dan prestasi sepakbola nasional terus meningkat dan mampu sejajar dengan negara-negara lain yang dunia persepakbolaannya maju.

Sementara itu, aktivis Demokrasi yang juga Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti melihat kekisruhan yang terjadi menjelang Kongres PSSI menjadi sesuatu yang dilematis. Namun, Ray berharap semua pihak tetap menghargai proses demokrasi yang ada.

Dengan demikian, hasil kongres nanti bisa berkualitas untuk dunia persepakbolaan tanah air. "Tapi saya tetap konsisten bahwa lembaga publik sepatutnya dipimpin oleh sipil atau bisa dari TNI yang sudah purnawirawan. Dan kita harus menegakkan supremasi sipil," ujarnya.

Namun di lembaga PSSI sendiri, lanjut Ray, harus juga diperbaiki. Sehingga perubahan yang diharapkan banyak pihak bisa terwujud.

"Kalau internal PSSI sudah lebih baik, independen dan professional, saya berani bilang dengan tegas, sebaiknya KPPN kembali menyatu dengan PSSI dan pemerintah tidak perlu ikut campur urusan PSSI," tegas pria yang memiliki nama asli Ahmad Fauzi ini.

Aktivis demokrasi Usman Hamid menyatakan saat ini sedang terjadi anomali demokrasi terkait kongres PSSI. Karena di satu sisi ada pihak yang mencoba bertahan dengan posisi awal, di sisi lain ada pihak yang ingin masuk ke PSSI dengan beragam kepentingan yang ada.

"Dua-duanya mengaku ingin memperbaiki PSSI. Tapi kita juga tahu, ada kepentingan di balik itu semua. Apakah nanti akan berjalan sesuai harapan, kita tunggu saja hasilnya," kata Usman.

Karena bagaimanapun, lanjut Usman, rakyat Indonesia menantikan hasil dan ujung dari kekisruhan ini. Dan semangat perubahan dengan menggunakan aturan main yang berlaku, harus menjadi pegangan semua pihak. Dan harus ada faktor determinan untuk mencapai itu.

"Yang terpenting, saat ini masih ada niat baik untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga masih ada jalan keluar yang terbaik dan titik temu yang positif," ujar mantan koordinator Kontras ini. (*)
(R009/K004)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011