Tokyo (ANTARA) - Dolar tetap kuat diperdagangkan mendekati level tertinggi 2,5 minggu terhadap mata uang utama lainnya pada Senin pagi, karena percepatan inflasi di Amerika Serikat mendorong spekulasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Dolar mendekati level tertinggi 1,5 minggu terhadap yen setelah mata uang safe-haven Jepang melemah karena penampilan kuat Partai Demokrat Liberal (LDP), partai yang berkuasa, dalam pemilihan umum akhir pekan lalu mengurangi ketidakpastian politik.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya, sedikit berubah di 94,166, melayang mendekati tertinggi Jumat (29/10) di 94,302, level yang tidak terlihat sejak 13 Oktober.
Mata uang AS dibeli 114,175 yen, naik 0,13 persen dari akhir pekan lalu. Di atas 114,41 akan menjadi yang terkuat sejak 20 Oktober, hari ketika mencapai tertinggi multi-tahun di 114,695.
Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di bawah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menentang ekspektasi dan memegang mayoritas kuat dalam pemilihan parlemen pada Minggu (31/10), memperkuat posisinya di sebuah partai yang terpecah-pecah dan memungkinkan dia untuk meningkatkan stimulus.
"Pengurangan ketidakpastian politik bermain dengan sedikit pelemahan yen pagi ini," kata Shinichiro Kadota, ahli strategi senior valas di Barclays di Tokyo.
"Pendorong yang lebih besar dari arah dolar-yen ke depan tetap Fed."
Kebijakan moneter di Amerika Serikat dan di tempat lain menjadi fokus tajam minggu ini, dengan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) secara luas diperkirakan akan mengumumkan pengurangan stimulus pada Selasa (3/11).
Lonjakan 4,4 persen dalam indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti pemerintah - ukuran inflasi pilihan Fed - memperkuat ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan.
Mengikuti data, kontrak berjangka pada suku bunga dana fed, yang melacak ekspektasi suku bunga jangka pendek, memperkirakan kemungkinan 90 persen pengetatan seperempat poin pada Juni 2022, dengan memperkirakan kenaikan suku bunga lain pada Desember.
Bank sentral Australia (RBA) juga memutuskan kebijakan pada Selasa (3/11), dengan pasar menantang anggapan bank sentral bahwa suku bunga tidak akan naik hingga 2024.
Dolar Aussie tergelincir 0,14 persen menjadi 0,7509 dolar AS, melanjutkan penurunannya dari level tertinggi hampir empat bulan di 0,75555 dolar AS yang dicapai minggu lalu.
Bank sentral Inggris (BoE) mengumumkan keputusan kebijakannya pada Kamis (4/11), dengan pasar mempertimbangkan apakah otoritas moneter akan menaikkan suku bunga pada pertemuan tersebut.
Sterling sedikit melemah ke 1,36775 dolar AS, dan sebelumnya turun menjadi 1,3663 dolar AS untuk pertama kalinya sejak pertengahan Oktober.
Sementara itu, euro hampir datar di 1,15575 dolar AS, tetap dekat dengan terendah Jumat (29/10) di 1,1535 dolar AS terlemah sejak 13 Oktober.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021