Rabat (ANTARA News) - Raja Maroko Mohammad VI Rabu mengumumkan "pembaruan konstitusi komprehensif" untuk diajukan pada rakyat dalam referendum, pada pidato pertamanya setelah pergolakan di dunia Arab.
Kurang dari sebulan setelah protes meletus di Maroko untuk meminta keadilan sosial yang lebih besar dan pembatasan atas kekuasaannya, raja itu berjanji untuk menyusun rancangan konstitusi baru pada Juni.
"Kami telah memutuskan untuk melakukan pembaruan konstitusi komprehensif," kata Raja Mohammad, yang menekankan "komitmen tegasnya untuk memberikan dorongan kuat pada pembaruan yang dinamis dan dalam ... terjadi", layaknya dikutip AFP.
Raja itu mengumumkan pembentukan satu komisi untuk melakukan revisi konstitusi, dengan usul yang akan disampaikan kepadanya pada Juni.
Referendum akan diadakan berdasarkan rancangan konstitusi itu, ia menambahkan.
Siaran langsung itu adalah pertama kali bagi raja untuk menyampaikan pidato pada bangsa sejak ribuan orang berdemonstrasi di beberapa kota pada 20 Februari lalu untuk meminta pembaruan politik dan pembatasan atas kekuasaannya.
Mereka pertama berdemonstrasi di negara itu sejak awal pergolakan di dunia Arab yang telah menjatuhkan presiden Tunisia dan Mesir tahun ini.
Telah ada unjuk rasa damai sejak itu, termasuk di ibukota Rabat dan kota terbesar negara itu, Cassablanca, dengan para aktivis muda berkampanye bagi demokrasi yang lebih besar dengan menggunakan jaringan sosial Facebook untuk menyerukan demonstrasi baru pada 20 Maret.
Enam orang tewas dalam kerusuhan yang meletus setelah demonstrasi 20 Februari lalu, termasuk lima orang yang ditemukan terbakar hingga tewas di sebuah gadung bank yang dibakar oleh orang-orang yang para pejabat nilai sebagai perusak.
Sebanyak 128 orang yang lain, termasuk 115 anggota pasukan keamanan, terluka dalam kekerasan itu dan 120 orang telah ditangkap, kementerian dalam negeri menuturkan.
Puluhan kendaraan dan bangunan juga dirusak atau dibakar.
Pada 21 Februari, pada saat dilancarkannya Dewan Ekonomi dan Sosial, raja membicarakan mengenai komitmennya untuk "mengejar realisasi pembaruan struktural".
Ia juga menyampaikan keinginannya untuk "memperkuat" pencapaian negara itu "dengan perbaikan-perbaikan baru".
Seorang penasehat Raja Mohammad VI juga mengatakan pada para pemimpin serikat akhir bulan lalu bahwa raja menghinginkan pembaruan, tanpa menyebutkan secara khusus pembaruan apa yang diinginkan dan kapan hal itu akan diperkenalkan, menurut seorang aktivis pada pertemuan tersebut.
Penasehat itu, Hohammad Moatassim, mengatakan "bahwa raja telah memutuskan untuk memulai pembaruan politik, ekonomi dan sosial", ujar sekjen Federasi Buruh Demokratik Abderrahmane Azzouzi pada AFP.
Pemerintah Maroko menyatakan mereka telah mendengar tuntutan akan perubahan yang lebih besar dan berusaha untuk mempercepat pembaruan, yang dikatakan telah berada dalam agenda nasionalnya.
(Uu.S008/C003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011