Jakarta (ANTARA) - Medikopomologi adalah seni memahami dan mengatasi penyakit dan gangguan kesehatan melalui buah-buahan. Singkatnya, medikopomologi adalah buah yang memiliki khasiat medik-terapeutik.
Buah-buahan memiliki nilai gizi tinggi dan sehat dikonsumsi, terutama di masa pandemi COVID-19. Meskipun kini era pandemi telah berganti menjadi new normal, konsumsi buah-buahan tetap perlu, dengan tujuan menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Banyak orang seringkali menyajikan beragam buah usai bersantap bersama keluarga, apakah itu anggur, apel, avokad, blewah, durian, kurma, lemon, pepaya, pisang, sirsak, dan tomat. Berbagai buah ini dapat disajikan sebagai salad, jus, es buah, es buah agar-agar, sup buah, asinan buah, fruit cocktail, smoothie, hingga infused water.
Buah-buahan itu memiliki kandungan sekaligus khasiat yang baik bagi kesehatan. Sebenarnya, apa saja kandungan dan khasiat buah-buahan itu? Mari kita pelajari satu per satu.
Baca juga: Manfaat ekstrak buah kaktus untuk kesehatan kulit
Anggur (Vitis vinivera)
Menurut USDA nutrient database, setiap 100 gram (3,5 oz) anggur ungu/hijau mengandung karbohidrat (18,1 gram), gula (15,48 gram), serat makanan (0,9 gram), lemak (0,16 gram), protein (0,72 gram), vitamin B1 (0,069 mg), B2 (0,07 mg), B3 (0,188 mg), B5 (0,05 mg), B6 (0,086 mg), B9 (2 ug), C (10,8 mg), E (0,19 mg), K (22 ug), fosfor (20 mg), kalium (191 mg), kalsium (10 mg), magnesium (7 mg), mangan (0,071 mg), natrium (3,02 mg), seng (0,07 mg), zat besi (0,36 mg).
Biji anggur memiliki kandungan flavonoid (4-5 persen), quercetin, dan myricetin. Flavonoid adalah senyawa fitokimia pemberi warna ungu pada anggur.
Selain lezat, anggur berkhasiat sebagai kemopreventif (pencegah penyakit-infeksi), berpotensi menyembuhkan kanker hati (hepatocarcinoma), mengatasi anemia, diabetes mellitus, hiperglikemia, keganasan kolorektal (usus besar dan anus), lepra, dan jaundice (kekuningan).
Apel (Malus domestica)
Apel dijumpai di lebih dari 20 negara di dunia, termasuk Indonesia. Apel hijau kaya akan vitamin A, vitamin C, polifenol, magnesium, fosfor, kalsium. Secara umum, apel mengandung kalium, zat besi, seng, antioksidan, fitokimia, serat, tannin, boron, flavonoid, quercetin, asam tartar.
Studi epidemiologi berhasil membuktikan apel efektif mengurangi risiko kanker tertentu, penyakit kardiovaskuler, obesitas, disfungsi paru-paru, asma, dan diabetes.
Baca juga: Jus buah dan sayur paling aman untuk detoks
Avokad (Persea americana mill)
Tumbuhan asli Amerika Tengah ini berkhasiat mengatasi problematika kesehatan, misalnya menorrhagia (perdarahan abnormal saat haid), hipertensi, sakit perut, bronkitis, diare, diabetes. Avokad mengandung peptone,b-galactoside, asam abscisic glikosilasi, alkaloid, selulose, poligalaktourease, poliuronoid, sitokrom P-450, dan minyak volatile.
Blewah (Cucumis melo var. Cantalupensis L)
Blewah mengandung air (>90%), serat (0,9 g/100 gram), provitamin A atau beta karoten (2029 mg/100 gram), vitamin C (36,7 mg/100 gram), kalium (267 mg/100 gram), flavonoid, polifenol, asam malonat, saponin.
Blewah berkhasiat meningkatkan imunitas tubuh, menurunkan tekanan darah, menguatkan fungsi ginjal dan limpa. Menurut riset, mengonsumsi beta karoten 50mg/hari mengurangi risiko menderita penyakit jantung.
Durian (Durio zibethinus)
Buah durian dikenal masyarakat Indonesia lebih dari 1300 tahun lalu. Durian mengandung karbohidrat (27,9 gram), lemak (3,4 gram), protein (2,6 gram), kalori (153), mineral (103,9 gram), beta-karoten (140 mg), vitamin B1 (0,1 mg), vitamin B2 (0,13 mg), vitamin C (23,2 mg) per 100 gram durian yang dapat dimakan.
Durian punya zat sitotoksik, penakluk cell lines berbagai kanker, seperti: asam maslinat, phenolic constituents eucryphin, lignan, scopoletin (penakluk sel-sel leukemia). Daging buahnya berkhasiat anticacing, afrodisiak, bakteriostatik. Ramuan daun dan buah durian berkhasiat mengempiskan pembengkakan dan pemulihan penyakit kulit.
Baca juga: Lima buah biasa yang punya manfaat luar biasa
Kurma (Phoenix dactylifera L)
Kurma memiliki lebih dari 2.500 spesies. Buah kurma kaya akan karbohidrat, serat, protein, vitamin B kompleks, yakni thiamine (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), pantothenic (B5), pyridoxine (B6), folate (B9), mineral seperti kalsium, zat besi, magnesium, selenium, tembaga, fosfor, kalium, seng, sulfur, kobalt, fluorine, mangan, boron, dan zat fitokimiawi berupa karotenoid, polifenol (asam fenolat, isoflavon, lignan, flavonoid), tanin, sterol.
Buah kurma berkhasiat sebagai antioksidan, antikolesterol, antikanker, antidiabetes, dan pencegah penyakit kardiovaskuler.
Lemon (Citrus limon L)
Lemon mengandung 28 kalori/100 gram, air (90%), protein (0,8 gram), lemak (0,5 gram), karbohidrat (8,2 gram), serat (0,6 gram), abu (5,4 gram), mineral, berupa kalsium (33 mg), fosfor (15 mg), zat besi (0,5 mg), sodium (3 mg), potassium (137 mg), vitamin A (12 mg), vitamin B1 (0,5 mg), vitamin B2 (0,02 mg), dan niacin (0,1 mg).
Kemudian vitamin C (52 mg), flavonoid (flavanon, flavon glikosida, flavonol, flavon aglikon, polimetoksiflavon), persenyawaan fenolat (asam hidroksisinamat, serta asam hidroksibenzoat).
Komponen utama flavanon dan flavon utama adalah eriocitrin, hesperidin, diosmetin 7-O-rutinoside (diosmin), C-glikosida dari diosmetin dan apigenin. Lemon berkhasiat sebagai aromaterapi, antiskorbut, antibakteri, astringen (pengencang kulit), karminatif (pencegah produksi gas berlebihan di perut), stimulan.
Pepaya (Carica papaya L)
Pepaya adalah buah yang tidak mengenal musim, kaya akan beta-karoten, serat, folat, antioksidan, yakni vitamin A, vitamin C, dan vitamin E. Pepaya juga mengandung vitamin B, mineral, seperti: magnesium, kalium, enzim pencernaan (papain).
Pepaya berkhasiat sebagai antioksidan, antikanker, pencegah-pelindung dari penyakit kardiovaskuler, pencegah serangan jantung, penyakit jantung diabetik, stroke, dan kanker kolon (usus besar).
Baca juga: Lima buah terbaik untuk dikonsumsi ibu hamil
Pisang (Musa paradisiaca L)
Pisang mengandung karbohidrat, lemak, vitamin B, vitamin C, garam mineral, katekolamin (norepinefrin, serotonin, dopamin), triptofan, persenyawaan indol, pektin, flavonoid, triterpene, tannin, gula non-kristal, albominoid, dan zat besi.
Buah pisang dan berbagai bagian pohonnya secara tradisional telah digunakan di berbagai negara untuk pengobatan diabetes, diare, disentri, eksim, gangguan haid, gigitan ular, gout, hemoptisis (batuk darah), inflamasi (peradangan), kolera, lesi intestinal pada kolitis ulseratif (borok usus), luka lepuh dan luka bakar, nefritis (infeksi ginjal), uremia (komplikasi gagal ginjal), dan penyakit jantung.
Sirsak (Annona muricata L)
Sirsak mengandung sekitar 212 persenyawaan bioaktif, didominasi oleh acetogenin (annonacin), alkaloid (reticuline, coreximine, isoquinoline, aporphine, protoberberine), fenol (quercetin, asam gallat), dan persenyawaan lainnya (vitamin, karotenoid, amid, siklopeptid, megastigman).
Sirsak secara tradisional telah digunakan di berbagai negara untuk mengobati alergi, asma, bronkitis, cemas, demam tifoid, dermatitis, diabetes, diare, disentri, flu, gangguan ginjal, gigitan ular, hipertensi, infeksi vagina, inflamasi (peradangan),insomnia (gangguan tidur), kanker, lepra, malaria, neuralgia, nyeri punggung-perut, penyakit kulit-ginjal, rematik.
Tomat (Solanum lycopersicum L)
Menurut FAO (2014), produksi tomat global mencapai 170 juta ton per tahun. Tomat dijumpai di lebih dari 150 negara. Tomat mengandung vitamin C, kalium, asam folat, karotenoid (berupa likopen), neoxanthin, lutein, alfa-cryptoxanthin, alfa-carotene, beta-carotene, cyclolycopene, dan beta-carotene 5,6-epoxide.
Tomat dan produk turunannya berkhasiat sebagai antiobesitas, antihiperglikemik, antihiperkolesterolemik, antikanker, dan suplemen diet.
Dengan segudang manfaat buah-buahan di atas, tentu semuanya sangat sehat untuk dikonsumsi demi menjaga ketahanan tubuh dan menghindari penyakit terutama di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: Manfaat jus buah ara, obati insomnia hingga cegah Alzheimer
Baca juga: Lebih baik minum jus buah atau makan buah potong?
Baca juga: Rambutan "buah super" yang banyak manfaat
(Penulis adalah delegasi Indonesia di 2020 The Annual Biomedical Exploration Workshop Taiwan)
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021