Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia mengupayakan Universitas Terbuka juga ada di Kuala Lumpur guna memberikan kesempatan warga negara Indonesia yang berada di negara itu bisa menempuh pendidikan setingkat perguruan tinggi.
"Keberadaan Universitas Terbuka (UT) tentunya untuk menampung WNI berkuliah namun tetap bisa bekerja," kata Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Rusdi MA saat dijumpai di kantornya, Rabu.
Dikatakannya, korespondensi antara KBRI dan pihak UT di Batam sudah dilakukan. Nantinya akan diperkuat dengan nota kesepahaman yang ditandatangani bersama antara Duta Besar RI untuk Malaysia, Da`i Bachtiar dan rektor UT Batam.
"Kami prioritaskan UT juga ada di Kuala Lumpur," tegasnya.
Mengenai sumber daya manusia (SDM), kata Rusdi, tidaklah susah karena di sini banyak sarjana S2 ataupun S3 termasuk guru-guru di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK).
"Kalau soal SDM tak masalah. Banyak dosen Indonesia di sini yang bisa diajak bergabung," ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai biayanya, ia mengatakan bahwa pihak KBRI akan mengupayakan agar biayanya tidak memberatkan WNI di sini. "Kita coba tidak membebani mereka. Kita upayakan sama dengan di Indonesia. Kalaupun ada perbedaan pasti tidak terlalu besar karena sifatnya kami memberikan layanan," katanya.
Soal tempat juga banyak pilihan. Bisa saja di Aula gedung KBRI Kuala Lumpur, ataupun kelas-kelas di SIK.
Sementara itu, UT sudah hadir di Johor Bahru, Johor, bahkan pada tahun lalu, sudah dilakukan pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) UT tahap II untuk tahun 2010.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru melalui websitenya mengungkapkan pada tanggal 7 dan 14 November 2010, bertempat di Sekolah Agama Dato Omar Yusof, Johor Bahru, Pengurus Pokja Johor Bahru memfasilitasi pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) Universitas Terbuka Pokja Johor Bahru Tahap II untuk tahun 2010.
Sebelumnya, pada tanggal 31 Oktober 2010, pengurus Pokjar Johor Bahru telah menyelenggarakan orientasi pra-Ujian Akhir Semester tahun 2010 di tempat yang sama dan dihadiri oleh seluruh peserta ujian yang berdomisili di wilayah Johor.
UAS tersebut diikuti oleh 87 orang mahasiswa dari 128 jumlah keseluruhan mahasiswa. Sementara sisanya yang berjumlah 41 mahasiswa, mengikuti ujian di daerah asal masing-masing karena bertepatan dengan masa berlibur mereka.
Pelaksanaan UAS pada tahun 2010, telah diawasi oleh seorang pengawas yang berasal dari luar, 24 orang pengawas yang berasal dari Staf KJRI Johor Bahru dan beberapa mahasiswa senior UT Pokjar Johor yang pada semester bukan merupakan peserta.
Upaya dan terobosan di bidang pendidikan dalam mengembangkan Universitas Terbuka dengan peserta yang berasal dari WNI/TKI di wilayah akreditasi KJRI-JB adalah jawaban untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan bagi WNI/TKI yang tidak sempat melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di dalam negeri.
Dengan demikian mereka tetap bisa belajar sambil bekerja di luar negeri. Di samping itu, dalam rangka melaksanakan program pendidikan yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia yaitu "wajib belajar sembilan tahun", untuk ke depannya KJRI Johor Bahru berencana mendirikan Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB).(*)
(T.N004/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011