Jakarta (ANTARA News) - Praktisi pasar saham, Haryajid Ramelan menyatakan, pada tahun ini return (imbal hasil) yang akan didapat investor dari investasinya di pasar modal masih tinggi dan diproyeksikan dapat mencapai 20-30 persen.
"Diprediksi tahun ini return dapat mencapai 20-30 persen, Kenaikkan itu memang tidak terlalu besar dibanding 2010 yang mencapai 70 persen," katanya dalam sosialisasi kartu Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) yang diselenggarakan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Solo, Jateng, Rabu.
Ia mengatakan, investasi didalam pasar modal memang memberikan return tinggi namun berisiko tinggi pula, dibutuhkan kemampuan membaca fundamental ekonomi global maupun dalam negari dan membaca tehnikal pergerakkan saham yang diperdagangkan.
Ia menambahkan, pasar di negara-negara emerging market di kawasan Asia masih menjanjikan termasuk di Indonesia.
Selain itu, kata dia, imbal hasil dinegara-negara maju yang relatif kecil akan memicu investor datang kenegara berkembang seperti Indonesia.
"Fudamental kita masih baik ditambah pemerintah terus mengembangkan infrastrukturnya didaerah-daerah," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, investor asing akan tertarik menempatkan dananya di Indonesia yang mempunyai ekspektasi pertumbuhan yang menarik.
Ia menambahkan, dana asing yang akan masuk ke emerging market Asia diperkirakan masih akan deras tahun ini. Pilihan untuk masuk ke dalam Indonesia juga didukung oleh fundamental ekonomi yang solid dan konsisten. Juga diikuti dengan risiko yang minim.
Dengan begitu, lanjut Haryajid, nilai tukar rupiah masih bepotensi terus menguat dengan masih kuatnya dana asing masuk ke pasar Indonesia, ditambah harga saham saat ini masih dalam posisi tertekan.
"Posisi tertekannya harga saham saat ini sebenarnya baik untuk masuk, sejak 2003 indeks harga saham gabungan (IHSG) mempunyai tren yang menguat," kata dia.
Target IHSG 2011
Positifnya fundamental ekonomi dalam negeri diproyeksikan indeks perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2011 akan menembus level 4.200 poin, yang didorong terus berlanjutnya pertumbuhan ekonomi.
"Indeks saham di BEI bisa diprediksi mencapai level 4.200 hingga 4.400 poin," kata Haryajid.
Ia menyatakan optimismenya berdasarkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ada tahun 2011 akan melebihi pencapaianpertumbuhan di 2010.
"Sektor infrastruktur dan komoditas merupakan sektor yang peningkatannya akan berlanjut pada tahun ini," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, pasar juga akan dipengaruhi seberapa besar dampak inflasi di 2011, dan faktor suku bunga karena dapat mempengaruhi sektor konsumer.
Selain itu, pada tahun 2011 sentimen pasar juga dipengaruhi seberapa besar dampak dari kebijakan pemerintah terutama pada pengambilan keputusan menaikkan bahan bakar minyak bersubsidi.(*)
(T.KR-ZMF/B012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011