"Kami pimpinan dan anggota DPRD Boven Digoel bersama rakyat di kawasan perbatasan Papua-Papua Nugini juga membantah berita bahwa dalam pelantikan Yusak Yaluwo sebagai bupati, gubernur menyatakan segera memberhentikan bupati kami atau dinonaktifkan," tandasnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pemberitaan yang menyebut bahwa Gubernur Papua segera memberhentikan Bupati Boven Digoel, menurutnya, sangat melecehkan, baik kepada gubernur, DPRD Boven Digoel (pelaksana Sidang Istimewa pelantikan bupati), terlebih kepada rakyat Boven Digoel umumnya.
"Memang Bapak Yusak Yaluwo sedang menghadapi proses peradilan di Jakarta. Tetapi dengan adanya pelantikan dirinya, berarti pemerintahan kabupaten bisa berjalan normal lagi," kata Marcelus, mengutip pernyataan Gubernur Papua saat melantik Yusak Yaluwo, Senin (7/3).
Dalam sambutan Gubernur Papua atas nama Mendagri pada acara pelantikan itu, katanya, tidak ada kata-kata akan memberhentikan sementara Bupati Yusak Yaluwo.
"Yang ada bahwa gubernur meminta agar dalam rangka menegakkan tata pemerintahan yang baik, ia meminta bupati dengan sabar dan tawakal mengikuti proses hukum yang sedang berlangsung," katanya.
Gubernur juga berpesan, lanjutnya, "mudah-mudahan dalam waktu tidak lama, akan ada keputusan yang adil, dan sungguh-sungguh mempertimbangkan semua prestasi Yusak Yaluwo selama membangun Kabupaten Boven Digoel".
"Memang sesuai ketentuan, dan ini juga dinyatakan Gubernur atas nama Mendagri dalam sambutannya, bahwa wakil bupati akan melaksanakan tugas-tugas bupati sampai ada keputusan hukum yang berkekuatan tetap bagi bupati kita ini," ujar Marcelus Keroarerop, masih mengutip pidato gubernur.
Apresiasi Tinggi
Sebelumnya, dalam sambutannya saat pelantikan, Gubernur Papua Barnabas Suebu menyatakan, Pemerintah Provinsi Papua memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Yusak Yaluwo bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Boven Digoel.
"Sebab, telah dengan sungguh-sungguh menyelenggarakan Program Pembangunan Kampung di Boven Digoel. Menurut catatan kami, dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain, dukungan Bupati Yusak Yaluwo bagi pembangunan kampung (melalui APBD Boven Digoel) paling tinggi di Provinsi Papua," ungkapnya.
Dalam catatan Gubernur Papua, pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boven Digoel memberikan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp26 miliar lebih, yang dikelola melalui mekanisme Rencana Strategis Pembangunan Kampung (Respek).
"Jumlah dana yang sama digulirkan pada 2008, malah di tahun 2009 Saudara Yusak Yaluwo menambahnya lagi dengan mengalokasikan Dan Operasional Kegiatan (DOK) sebesar Rp400 juta untuk setiap distrik," kata Barnabas Suebu.
Lebih dari itu, lanjutnya, Yusak Yaluwo secara konkret mengalokasikan dana tambahan operasional bagi para fasilitator kampung maupun petugas pendamping Respek, sewa kantor maupun dukungan lainnya.
Gubernur Barnabas Suebu kemudian meminta Yusak Yaluwo bersama Wakil Bupati-nya, Yesaya Merasi, lebih meningkatkan prestasi yang telah dicapai pada periode 2005-2010.
"Karena, atas pilihan mayoritas rakyat di Kabupaten Boven Digoel, yang dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Dalam negeri, maka sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, di hadapan Sidang Istimewa DPRD Boven Digoel, saya telah melantik saudara-saudara," katanya.
Di Jakarta
Acara pelantikan itu sendiri dipimpin Ketua DPRD Boven Digoel, Marcelus Keroarerop di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Jakarta Pusat, Senin (7/3), karena Yusak Yaluwo masih harus menjalani proses pengadilan di Jakarta.
Dalam keadaan normal, pelantikan ini seyogianya dilakukan di Tanah Merah, ibukota Boven Digoel. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat dapat mengikuti peristiwa penting ini dengan baik. Namun, karena proses hukum yang sedang dijalani Saudara Bupati Yusak Yaluwo, hal tersebut tidak memungkinkan kita laksanakan," katanya.
Walaupun begitu, menurut gubernur, kita tetap menyampaikan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena acara pelantikan, sebagai akhir dari tahapan keseluruhan tahapan Pilkada Boven Digoel telah bisa diselesaikan secara baik serta terhormat.
"Dengan demikian, maka roda pemerintahan Kabupaten Boven Digoel tetap dapat berjalan, bahkan dapat lebih ditingkatkan di waktu-waktu mendatang," ujarnya.
Boven Digoel merupakan daerah yang resmi menjadi kabupaten otonom pada 2002, setelah memekarkan diri dari Kabupaten Merauke.
Sebelum pemekaran itu terjadi, lebih 20.000 WNI dari kawasan Boven Digoel lari ke wilayah Papua Nugini karena konflik horisontal.
"Namun sejak Yusak Yaluwo tampil memimpin, sekitar lima puluh persen dari mereka akhirnya kembali ke Tanah Air. Dan kini sisa sekitar 11.000 yang tinggal di sana sudah siap lagi kembali, asalkan Yusak Yaluwo dilantik," kata Marcelus Keroarerop.
Selain itu, menurutnya, di bawah kepemimpinan Yusak Yaluwo pada periode pertama sebagai bupati, Boven Digoel mampu meraih predikat sebagai kabupaten pemekaran termaju di Indonesia, sehingga berhak atas penghargaan dari Presiden RI.
"Segala keberadaannya kemudian mendapat sorotan berbagai pihak, dan karenanya rakyat amat mencintai pemimpin besar ini. Malahan, oleh para tokoh adat setempat beliau didaulat atau digelari sebagai `Yale`, artinya Pemimpin Besar Adat Boven Digoel dari Suku Wambon," ungkap Marcelus Keroarerop.(*)
(M036/A041)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011