"Dia (Heather) pasti diusulkan untuk mendapatkan pencekalan seumur hidup ke Dirjen Imigrasi di Jakarta. Tergantung disetujui atau tidak. Diajukan seumur hidup (pencekalan) karena ini kejahatan yang cukup serius. Jangan sampai nanti balik ke Indonesia bermasalah lagi jadi harus dihindari," kata Jamaruli saat dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan pencekalan hanya berlaku bagi mantan terpidana Heather Lois Mack, sementara bagi anaknya tidak diusulkan masuk dalam pencekalan tersebut.
"Anaknya tidak bersalah, tidak masuk daftar cekal," katanya.
Sementara itu untuk paspor dan tiket milik Heather saat ini masih dipegang oleh konsulat negaranya sambil menunggu jadwal penerbangan untuk pendeportasian.
Sedangkan untuk anaknya yang saat ini masih dibawa pengasuhnya atau tidak bersama ibunya di Rudenim, juga akan ikut dipulangkan. Kata dia, saat ini sudah ada salinan paspor dan tiket keberangkatan.
Ia menegaskan bahwa Heather dan anaknya dipastikan akan berangkat pada hari Selasa tanggal 2 November 2021 melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Jakarta dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dan selanjutnya dari Jakarta ke Amerika menggunakan maskapai Delta Airlines dengan singgah sebentar di Seoul, Korea Selatan.
Sebelumnya, pada Jumat, 29 Oktober 2021 Heather Lois Mack dinyatakan resmi bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Kerobokan berdasarkan Surat Keterangan Bebas Nomor : W20.PK.01.01.02-1183.
Selama berada dalam lapas, Heather diketahui berkelakuan baik hingga mendapatkan remisi selama 34 bulan atau 2 tahun 10 bulan.
Setelah dinyatakan bebas, yang bersangkutan diserahterimakan ke pihak Kantor Imigrasi TPI Khusus Ngurah Rai, untuk selanjutnya dilakukan BAP dan dinyatakan melanggar Perundang-undangan. Sesuai dengan Pasal 75 Keimigrasian maka Heather dapat dikenakan sanksi administrasi berupa deportasi.
Baca juga: Kemenkumham Bali siagakan pelayanan imigrasi di Bandara Ngurah Rai
Baca juga: Lapas Karangasem Bali amankan tahanan melakukan kekerasan dalam sel
Baca juga: Imigrasi Singaraja Bali deportasi WN Kanada karena overstay 100 hari
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021