"Para nelayan menyumbang devisa negara terbesar kedua di Indonesia, di mana kegiatan ini harus terus diadakan di seluruh Indonesia setiap tahunnya," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Eko mengatakan nelayan diharapkan tidak lagi mencari ikan, melainkan menangkap ikan melalui pelatihan kemampuan di program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN).
SLCN merupakan kegiatan yang diselenggarakan dengan konsep sekolah lapang untuk memberikan informasi dalam pemanfaatan produk informasi cuaca dan iklim laut BMKG.
Baca juga: Hujan dan angin kencang diprakirakan landa sebagian besar Indonesia
"Pengetahuan ini bisa memberi informasi kepada nelayan terkait prakiraan lokasi ikan yang berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," katanya.
Pelaksanaan SLCN dilaksanakan dalam beberapa tahapan, dengan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang dan materi yang disesuaikan dengan peserta.
Untuk pelaksanaan kegiatan tahun ini, peserta ditujukan kepada nelayan yang membutuhkan informasi pendukung untuk menunjang kegiatan di lapangan.
Pembukaan acara dilaksanakan di Aula Kantor Camat Wulandoni, Lembata, Sabtu yang dihadiri oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Moh. Syaeful Hadi, Camat Wulandoni Hadi Umar, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lembata Ir. Siprianus Meru, dan staff Dinas Perikanan Lembata.
“Nelayan di sini masih menggunakan insting saat melaut, dengan adanya informasi cuaca maritim dari BMKG maka diharapkan para nelayan dapat melihat kondisi cuaca sebelum pergi melaut sehingga menghindari dari hal-hal yang tidak diharapkan,” kata Camat Wulandoni Hadi Umar dalam sambutan pembukaan SLCN.
Wulandoni berharap kegiatan SLCN Provinsi Nusa Tenggara Timur diharapkan dapat dilaksanakan di setiap kecamatan bukan hanya di kabupaten maupun kota saja.
Baca juga: Antisipasi putusnya rantai informasi peringatan dini hadapi La Nina
Baca juga: BMKG lakukan inovasi dukung Indonesia jadi poros maritim dunia
Baca juga: BMKG imbau waspadai gelombang tinggi di perairan selatan NTT
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021